JAKARTA - Ketua Panitia Pusat Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), Akhmaloka, tergelitik mendegar adanya permintaan uang jaminan sebesar Rp26 juta oleh oknum pegawai sekolah di Pekanbaru, terhadap siswanya yang ingin masuk Fakultas Kedokteran Universitas Riau (UNRI).
Dia menegaskan, untuk masuk ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN) manapun, dan fakultas apa pun melalui jalur SNMPTN sama sekali tidak dipungut biaya dalam semua prosesnya.
"Kalau ada yang kayak gitu, tolong sekolahnya dikasih tau ke kita, karena SNMPTN tidak ada uang jaminan untuk masuk universitas," tegas Akhmaloka saat dikonfirmasi JPNN, Jumat (22/2).
Kasus ini terungkap saat seorang wali murid SMAN 5 Pekanbaru inisial M (tidak mau identitasnya disebutkan) melapor ke DPRD Kota Pekanbaru, Kamis (21/2). Dia mengaku diminta menyediakan uang jaminan Rp26 juta oleh oknum pegawai SMAN 5 tersebut jika anaknya ingin masuk Fakultas Kedokteran UNRI.
Apabila tidak membayar jaminan, maka PIN ujian masuk SNMPTN tidak bisa diperoleh. Menurut M, oknum tersebut juga menyatakan permintaan jaminan ini katanya sudah ketetapan pihak UNRI yang diteruskan ke sekolah. Namun hal ini sudah dibantah oleh Kasubag BAAK UNRI, Afrinaldi kemarin.
Menyikapi hal ini, Akhmaloka menilai persoalan ini bisa saja berpotensi pemerasan. Dia kembali meminta kepada masyarakat untuk melaporkan bila ada sekolah-sekolah nakal dalam proses SNMPTN.
"Kalau kemudian ada sekolah yang melakukan kenalakan kayak gitu, mohon dikasih tahu juga, sekolah apa, dan tentu kalau kemudian tergolong pemerasan, itu sudah di level yang lain (tindak pidana, red)," tegasnya.(fat/jpnn)
Dia menegaskan, untuk masuk ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN) manapun, dan fakultas apa pun melalui jalur SNMPTN sama sekali tidak dipungut biaya dalam semua prosesnya.
"Kalau ada yang kayak gitu, tolong sekolahnya dikasih tau ke kita, karena SNMPTN tidak ada uang jaminan untuk masuk universitas," tegas Akhmaloka saat dikonfirmasi JPNN, Jumat (22/2).
Kasus ini terungkap saat seorang wali murid SMAN 5 Pekanbaru inisial M (tidak mau identitasnya disebutkan) melapor ke DPRD Kota Pekanbaru, Kamis (21/2). Dia mengaku diminta menyediakan uang jaminan Rp26 juta oleh oknum pegawai SMAN 5 tersebut jika anaknya ingin masuk Fakultas Kedokteran UNRI.
Apabila tidak membayar jaminan, maka PIN ujian masuk SNMPTN tidak bisa diperoleh. Menurut M, oknum tersebut juga menyatakan permintaan jaminan ini katanya sudah ketetapan pihak UNRI yang diteruskan ke sekolah. Namun hal ini sudah dibantah oleh Kasubag BAAK UNRI, Afrinaldi kemarin.
Menyikapi hal ini, Akhmaloka menilai persoalan ini bisa saja berpotensi pemerasan. Dia kembali meminta kepada masyarakat untuk melaporkan bila ada sekolah-sekolah nakal dalam proses SNMPTN.
"Kalau kemudian ada sekolah yang melakukan kenalakan kayak gitu, mohon dikasih tahu juga, sekolah apa, dan tentu kalau kemudian tergolong pemerasan, itu sudah di level yang lain (tindak pidana, red)," tegasnya.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Puluhan Buku Agama Diduga Sesat
Redaktur : Tim Redaksi