Daftar Harga Pangan 2023, Cabai Masih Tinggi, Bun!

Kamis, 05 Januari 2023 – 09:45 WIB
Daftar harga pangan masih cukup tinggi pada awal 2023. Foto/Ilustrasi: Elvi R/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Daftar harga pangan masih cukup tinggi pada awal 2023.

Dipantau dari laman resmi hargapangan.id, beberapa bahan belum mengalami penurunan harga.

BACA JUGA: Daftar Harga BBM Nonsubsidi Terbaru di Seluruh Indonesia

Berikut daftar harga pangan pada awal 2023 rerata untuk tingkat nasional:

1. Harga cabai rawit merah berada di angka Rp 69.650 per kilogram

2. Harga cabai merah keriting Rp 42.400 per kilogram

BACA JUGA: Daftar Harga Beras Hari Ini, Naik Lagi, bun

3. Harga cabai rawit hijau Rp 15.200 per kilogram.

4. Harga minyak goreng kemasan bermerek Rp 20.150 per kilorgam

BACA JUGA: Cek Daftar Harga Beras Terbaru, saat Impor Sudah Tiba di RI

5. Harga Bawang merah ukuran sedang Rp 38.950 per kilogram

6. Harga Bawang putih ukursan sedang Rp 28.950 per kilogram

7. Harga Beras kualitas super 1 Rp 14.000 per kilogram

8. Harga Minyak goreng curah rP 15.200 per kilogram

9. Harga gula pasir premium Rp 15.850 per kilogram

10. Harga gula pasir lokal Rp 14.400 per kilogram

11. Harga beras medium II Rp 12.450 per kilogram

12. Harga cabai merah besar Rp 39.750 per kilogram.

Ekonom Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) FEB Universitas Indonesia (UI) Teuku Riefky mengingatkan aktivitas konsumsi masyarakat masih akan meningkat.

Pasalnya, saat ini pemerintah sudah memberhentian pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

Menurutnya. kebijakan tersebut akan meningkatkan perdagangan dan pariwisata, serta sektor turunannya, seperti restoran, penginapan, makanan- minuman, hingga transportasi.

“Aktivitas konsumsi akan meningkat, perdagangan, restoran, hotel, makanan- minuman, adalah sektor- sektor yang akan terdampak positif dari pemberhentian PPKM,” kata Riefky.

Konsumsi rumah tangga Indonesia sudah mencatatkan kinerja positif yang tumbuh 5,39 persen year on year (yoy) mencapai Rp 2,56 kuadriliun pada kuartal III-2022, dan berkontribusi 50,38 persen terhadap PDB nasional.

Namun demikian, dia mengingatkan kebijakan tersebut berpotensi meningkatkan risiko penyebaran COVID-19 yang mana juga dapat berdampak ke berbagai sektor ekonomi.

Riefky meminta para pemangku kepentingan untuk terus menjaga dan meminimalisir risiko tersebut ke depan.

“Langkahnya perlu adaptif dan responsif. Dari sisi ekonomi perlu ditanggulangi secara cepat. Nanti sewaktu- waktu apabila risikonya tiba-tiba melonjak, ini risiko yang perlu diambil oleh pemerintah," pungkas Riefky.(mcr10/antara/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler