JAKARTA - Menteri Perdagangan Gita Wiryawan menjanjikan harga daging sapi akan mulai turun pekan ini menyusul akan masuknya 500 ton daging asal Australia yang diimpor Perum Bulog melalui Bandara Soekarno-Hatta pada Rabu (17/7). Impor tersebut baru mencakup seperempat dari total kuota impor yang diberikan pada Bulog sebesar tiga ribu ton.
Gita mengakui impor tersebut terlambat sekitar tiga bulan karena Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan belum mendapatkan konfirmasi tentang kemampuan cold storage yang dimiliki Bulog. "Saat itu kami masih melihat kapabilitas Bulog apakah mereka mampu atau tidak," terang mantan kepala BKPM ini.
Selain itu, pasokan daging juga akan bertambah dengan rencana disembelihnya sekitar 35 persen dari total 109 ribu ekor sapi pedaging siap potong. Bulog juga akan mendatangkan 2,2 juta ton daging sapi melalui Pelabuhan Tanjung Priok pada 25 Juli mendatang. "Targetnya semua daging akan masuk ke pasar pada 27 Juli, atau sepekan sebelum lebaran," terang Gita setelah menutup Jakarta Great Sale di Lippo Kemang Mall, Jakarta Selatan, Minggu (14/7).
Dengan masuknya pasokan daging yang melimpah, Gita meyakini harga daging sapi akan turun signifikan, hingga 30 persen, dari pantauan harga pada Jumat (12/7) sebesar rata-rata Rp 93.618 ribu per kilogram. Pemerintah menargetkan pada Lebaran nanti harga daging akan mendekati harga wajar yang ditetapkan pemerintah, yakni 70 ribu " 80 ribu per kilogram.
Untuk mencegah terulangnya kekurangan pasokan karena keterlambatan izin, menteri perdagangan menilai perlu dilakukan perbaikan izin impor sehingga cukup dilakukan dalam satu atap. Dengan demikian, importir akan mendapatkan kejelasan apakah izin impor dapat diberikan, berapa kuota yang diizinkan, kapan boleh masuk, dan berapa lama impor dapat dilakukan.
Rencana penerbitan izin importasi daging satu atap ini juga mendapat dukungan dari Kementerian Pertanian. Apalagi, menurut Menteri Pertanian Suswono, sudah ada contoh keberhasilan izin impor satu atap, yakni impor barang holtikultura.
Saat ini, untuk dapat mengimpor daging, karkas, jeroan, dan olahannya, importer harus mendapatkan izin dari menteri perdagangan setelah sebelumnya memperoleh rekomendasi dari menteri pertanian. Hal ini sesuai ketentuan Peraturan Menteri Perdagangan No 22 tahun 2013 tentang Ketentuan Impor dan Ekspor Hewan dan Produk Hewan.
Cabai
Selain daging, komoditas lain yang bermasalah adalah cabai merah dan bawang merah. Saat ini, harga cabai merah sudah naik 63 persen sementara bawang merah naik 49 persen karena banyak produsen cabai dan bawang yang gagal panen akibat hujan turun di luar musim. Akibatnya, panen cabai dan bawang baru akan dilakukan Agustus mendatang. "Daerah penghasil cabai dan bawang seperti Brebes, Pemalang, dan Tegal kini masih kemarau basah. Kondisi itu menyebabkan panen mundur. Kita memang tidak bisa memprediksi musim," terang Gita.
Menteri BUMN Dahlan Iskan akhir pekan lalu menyatakan kesiapan Kementerian BUMN memerintahkan perusahaan perkebunan pelat merah seperti Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) dan PTP Nusantara menanam cabai merah. Namun, pihaknya kini masih menggali informasi tentang siklus cabai sehingga hasil panennya dapat digunakan untuk meredakan inflasi.
"Saya ingin informasi kepada saya tentang siklus harga cabe tetap atau tidak, kapan kita mesti menanam dan kapan kita mesti panen," kata Dahlan di Bogor, Sabtu (14/7).
BUMN rencananya akan menggunakan teknologi modern dalam penanaman cabai, sehingga tetap dapat berproduksi dalam musim apa pun. "Misalnya, musuhnya cabai kan hujan, karena ada pertanian modern yang pakai atap, harganya mahal, petani tidak mampu. BUMN yang akan melakukan," tegas Dahlan.
Namun, sejumlah pihak mengkhawatirkan masuknya pasokan cabai merah dari perusahaan BUMN menyebabkan petani enggan menanam cabai karena harganya akan turun. Sementara menteri perdagangan menegaskan pekan ini pasokan cabai dan bawang sudah mulai datang. "Sebagian bawang putih sudah mulai datang dari total 16 ribu ton dari yang direncanakan," kata Gita, tanpa menyebutkan asal pasokan. (puj/kim)
Gita mengakui impor tersebut terlambat sekitar tiga bulan karena Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan belum mendapatkan konfirmasi tentang kemampuan cold storage yang dimiliki Bulog. "Saat itu kami masih melihat kapabilitas Bulog apakah mereka mampu atau tidak," terang mantan kepala BKPM ini.
Selain itu, pasokan daging juga akan bertambah dengan rencana disembelihnya sekitar 35 persen dari total 109 ribu ekor sapi pedaging siap potong. Bulog juga akan mendatangkan 2,2 juta ton daging sapi melalui Pelabuhan Tanjung Priok pada 25 Juli mendatang. "Targetnya semua daging akan masuk ke pasar pada 27 Juli, atau sepekan sebelum lebaran," terang Gita setelah menutup Jakarta Great Sale di Lippo Kemang Mall, Jakarta Selatan, Minggu (14/7).
Dengan masuknya pasokan daging yang melimpah, Gita meyakini harga daging sapi akan turun signifikan, hingga 30 persen, dari pantauan harga pada Jumat (12/7) sebesar rata-rata Rp 93.618 ribu per kilogram. Pemerintah menargetkan pada Lebaran nanti harga daging akan mendekati harga wajar yang ditetapkan pemerintah, yakni 70 ribu " 80 ribu per kilogram.
Untuk mencegah terulangnya kekurangan pasokan karena keterlambatan izin, menteri perdagangan menilai perlu dilakukan perbaikan izin impor sehingga cukup dilakukan dalam satu atap. Dengan demikian, importir akan mendapatkan kejelasan apakah izin impor dapat diberikan, berapa kuota yang diizinkan, kapan boleh masuk, dan berapa lama impor dapat dilakukan.
Rencana penerbitan izin importasi daging satu atap ini juga mendapat dukungan dari Kementerian Pertanian. Apalagi, menurut Menteri Pertanian Suswono, sudah ada contoh keberhasilan izin impor satu atap, yakni impor barang holtikultura.
Saat ini, untuk dapat mengimpor daging, karkas, jeroan, dan olahannya, importer harus mendapatkan izin dari menteri perdagangan setelah sebelumnya memperoleh rekomendasi dari menteri pertanian. Hal ini sesuai ketentuan Peraturan Menteri Perdagangan No 22 tahun 2013 tentang Ketentuan Impor dan Ekspor Hewan dan Produk Hewan.
Cabai
Selain daging, komoditas lain yang bermasalah adalah cabai merah dan bawang merah. Saat ini, harga cabai merah sudah naik 63 persen sementara bawang merah naik 49 persen karena banyak produsen cabai dan bawang yang gagal panen akibat hujan turun di luar musim. Akibatnya, panen cabai dan bawang baru akan dilakukan Agustus mendatang. "Daerah penghasil cabai dan bawang seperti Brebes, Pemalang, dan Tegal kini masih kemarau basah. Kondisi itu menyebabkan panen mundur. Kita memang tidak bisa memprediksi musim," terang Gita.
Menteri BUMN Dahlan Iskan akhir pekan lalu menyatakan kesiapan Kementerian BUMN memerintahkan perusahaan perkebunan pelat merah seperti Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) dan PTP Nusantara menanam cabai merah. Namun, pihaknya kini masih menggali informasi tentang siklus cabai sehingga hasil panennya dapat digunakan untuk meredakan inflasi.
"Saya ingin informasi kepada saya tentang siklus harga cabe tetap atau tidak, kapan kita mesti menanam dan kapan kita mesti panen," kata Dahlan di Bogor, Sabtu (14/7).
BUMN rencananya akan menggunakan teknologi modern dalam penanaman cabai, sehingga tetap dapat berproduksi dalam musim apa pun. "Misalnya, musuhnya cabai kan hujan, karena ada pertanian modern yang pakai atap, harganya mahal, petani tidak mampu. BUMN yang akan melakukan," tegas Dahlan.
Namun, sejumlah pihak mengkhawatirkan masuknya pasokan cabai merah dari perusahaan BUMN menyebabkan petani enggan menanam cabai karena harganya akan turun. Sementara menteri perdagangan menegaskan pekan ini pasokan cabai dan bawang sudah mulai datang. "Sebagian bawang putih sudah mulai datang dari total 16 ribu ton dari yang direncanakan," kata Gita, tanpa menyebutkan asal pasokan. (puj/kim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Harga Daging Sapi Tembus Rp100 Ribu Per Kilo
Redaktur : Tim Redaksi