“Daging saat ini memang cukup mahal Rp 90-100 Ribu perkg. Kita khawatir, karena harga daging yang mahal ini membuat pedagang daging olahan seperti bakso menggunakan daging oplosan,” kata Kepala DP2K Kota Palembang, Sudirman Tegoeh, saat ditemui di Pemkot Palembang, Kamis (27/12).
Sudirman mengakui, cukup sulit untuk memeriksa sampel daging yang sudah diolah. Karena itu, pihaknya akan membeli alat khusus, berupa rapid test untuk memeriksa daging olahan.
“Sangat sulit, karena daging sudah bercampur. Kalau ada alat rapid test, bisa dilihat kadar lemak, protein dll. Dari situ, kita bisa tahu daging apa yang dimakan,” jelasnya.
Mengenai persiapan tahun baru, tambah Sudirman, diprediksi harga daging tidak akan mengalami kenaikan lagi. Namun, untuk kebutuhan daging diprediksi meningkat hingga sekitar 10 persen.
“Mungkin naik 10 persen, sekarang pemotongan sapi dalam sehari sekitar 45 ekor. Kalau menjelang tahun baru, mungkin naik menjadi 60 ekor sehari. Tapi itu tidak lama, setelah tahun baru kebutuhan daging akan kembali normal,” bebernya.
Sudirman juga mengimbau, agar masyarakat tidak melakukan aksi borong daging. Karena itu, bisa menjadi pemicu makin tingginya harga daging. “Ya, membeli daging secukupnya, jangan aksi borong. Saya juga minta agar tidak membeli daging yang sudah dibungkus dengan harga murah. Karena dicurigai, daging itu adalah daging oplosan, kalau daging sapi asli sekarang harganya Rp 90-100 ribu,” tukasnya. (ika)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lumba-Lumba Terdampar di Ampenan
Redaktur : Tim Redaksi