Menurut Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan, pihaknya tidak keberatan jika memang ada hasil riset para peneliti Indonesia yang dibeli oleh negara luar, apalagi dengan harga yang tinggi. Namun, ketika pemerintah sudah mengalokasikan porsi anggaran cukup besar bagi pendidikan, yakni sekitar Rp320 triliun, seharusnya hasil penelitian itu tidak lagi dilepas ke negara luar.
"Sekarang yang seperti itu (penelitian dijual ke negara luar) tidak seharusnya terjadi karena anggaran pendidikan kita sudah Rp320 truliun," kata Dahlan Iskan, usai mengisi seminar pendidikan dengan tema "pengembangan sains berbasi spiritual di kampus UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Senin (29/10).
Seharusnya, lanjut Dahlan, dengan porsi anggaran pendidikan yang cukup besar, merupakan kesempatan bagi pemerintah membina dan memanfaatkan hasil riset putra putri bangsa.
Bahkan agar para peneliti di dalam negeri mendapat perhatian serta diberi kemudahan fasilitas, dirinya akan mengusulkannya kepada Menteri Riset dan dan Teknologi serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI.
"saya nanti akan bicara dengan Pak Menristek dan Mendikbud, bagaimana bisa ke depan dialokasikan anggaran untuk penelitian ini," jelasnya.
Sebelumnya dalam seminar tersebut, Dahlan Iskan, kagum dengan hasil penelitian seorang dosen UIN Syarif Hidayatullah bernama Wina, yang menemukan perangkat lunak pendeteksi jantung.
Ketertarikan Dahlan terlihat saat dirinya antusias menanyakan langsung kepada Wina bagaimana alat tersebut bekerja. Hanya saja Wina masih mengalami sejumlah kendala, yakni kurangya data-data mengenai jantung.
Namun Meneg BUMN itu tetap ingin temuan itu bisa terus dikembangkan dan mensupport Wina dengan menawari solusi agar peneliti UIN Syarif Hidayatullah itu bisa mendapatkan data-data mengenai jantung tersebut.
"Saya akan konsultasikan dengan Pak Rektor. Kalau sulit di sini, saya akan tunjuk rumah sakit BUMN (menyediakan datanya)," kata Dahlan di depan ratusan peserta seminar tersebut.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dubes Malaysia: TKI Diskon Adalah Iklan Liar
Redaktur : Tim Redaksi