Dahlan Bantu Penghasilan Pak Raden

Sabtu, 21 April 2012 – 03:03 WIB

JAKARTA - Matahari tepat berada di atas kepala ketika Menteri BUMN Dahlan Iskan berjalan kaki menelusuri gang sempit di Jalan Petamburan III, Slipi, Jakarta Barat, Jumat (20/4). Tanpa rencana sebelumnya, dia tergerak untuk pergi mengunjungi drs Suyadi alias Pak Raden yang tinggal di salah satu rumah kontrakan di gang itu.

Keinginan bersilaturahmi dengan pencipta boneka Si Unyil ini muncul setelah Dahlan menunaikan shalat Jumat di Masjid Jami" al Islam, Petamburan, Jakarta. Kebetulan, kediaman Pak Raden hanya tiga gang dari masjid.

Mengenakan stelan kemeja warna putih, celana hitam dipadu dengan sepatu kets, Dahlan langsung masuk ke rumah Pak Raden. Pria berusia 79 itu sedang duduk di dalam rumahnya. Dia kaget karena kedatangan Dahlan secara tiba-tiba tanpa direncanakan sebelumnya.

Pak Raden menyambut Dahlan dengan wajah sumringah. Keduanya lalu duduk berdampingan di kursi sederhana. Dahlan menjelaskan maksud kedatangannya untuk bersilaturahmi. Dia juga bertanya soal kondisi kesehatan Pak Raden.

Deretan lukisan karya Pak Raden yang digantungkan di dinding menyedot perhatian Dahlan. Di usia yang sudah senja, pria dengan suara khas itu memang masih rajin melukis. Hasil lukisannya dijual untuk penyambung hidup. Dahlan juga melongok ke ruang depan yang dipakai untuk studio lukisan.

Kunjungan Menteri BUMN yang hanya berlangsung sekitar 7 menit itu tidak disia-siakan oleh Pak Raden. Dia menceritakan seputar sengketa hak cipta boneka Si Unyil yang kini sedang ramai diberitakan.

Pak Raden memang sedang menuntut Perusahaan Film Nasional (PFN), salah satu perusahaan BUMN, atas hak royalti. Sementara PFN menyatakan memiliki hak paten atas Si Unyil. Perusahaan ini sendiri sedang dililit utang dan terancam akan dilikuidasi.

Menanggapi hal itu, Dahlan menyatakan tidak akan mencampuri masalah hukum terkait hak cipta Si Unyil. Biarkan masalah hukum diselesaikan melalui proses hukum.

Yang menjadi perhatian Dahlan justru kondisi kesehatan Pak Raden. Pria yang sudah memasuki usia senja ini mulai sakit-sakitan. Dia hidup membujang, tidak memiliki anak, dan hidup hanya ditemani asistennya yang setia. Sementara sumber penghasilan seniman yang pernah berjasa bagi negeri ini tidak menentu.

Karena itu Dahlan berupaya agar Pak Raden memiliki penghasilan bulanan. Untuk itu, Dahlan yang merupakan pendiri kerajaan bisnis Jawa Pos Grup ini rela merogoh koceknya sendiri.

Berdasarkan hasil kunjungan itu, menurut Dahlan, kebutuhan Pak Raden sebenarnya tidak terlalu besar. Misalnya untuk biaya pengobatan, biaya untuk pembantunya, makan-minumnya dan mungkin keperluan kecil lainnya. "Saya usahakan penghasilan bulanannya," tutur Dahlan usai kunjungan ke rumah Pak Raden. (dri)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jhonny Allen dan Emir Moeis Mangkir dari Panggilan KPK


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler