JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengungkapkan alasan batalnya PT Pertamina Persero mengakuisisi 32 persen saham Petrodelta SA, yang dimiliki perusahaan minyak dan gas (migas) Amerika Serikat (AS), Harvest Natural Resources Inc. Menurut Dahlan, pemerintah sebagai pemegang saham Pertamina tak bisa menyetujui rencana itu karena mau tidak mau harus ada dana tambahan.
"Pemerintah sebagai pemegang saham, dalam pengertian BUMN, tidak menyetujui itu karena ada permintaan capex (capital expenditure, red) tambahan," ujar Dahlan di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (22/2).
Dahlan menjelaskan, pemerintah sudah menghitung tambahan capex untuk rencana Pertamina itu. "Dan setelah kita hitung-hitung, angka tersebut tidak fleksibel," sesalnya.
Namun kondisi itu akan berbanding terbalik jika harga yang ditawarkan kembali pada awal perjanjian. "Kalau harga dikembalikan seperti persetujuan awal, saya setuju. Dan ini akan berjalan lagi," harap mantan Dirut PLN ini.
Seperti diketahui, Wakil Presiden Korporat Komunikasi Pertamina Ali Mundakir mengungkapkan batalnya rencana perusahaan migas milik negara itu mengakuisisi 32 persen saham di Petrodelta SA. Namun, Ali enggan membeberkan alasan tidak terealisasinya pembelian ladang minyak yang berada di Venezuela tersebut.
Sementara itu, CEO Harvest Natural Resources Inc James Edmiston selaku pemegang saham di Petrodelta mengaku kecewa dengan keputusan pemerintah Indonesia yang tidak menyetujui rencana bisnis Pertamina itu. "Kami kecewa. Namun, kami tetap berkomitmen melakukan eksplorasi untuk meningkatkan aset dan nilai tambah bagi pemegang saham," kata Edmiston seperti dilansir Bloomberg, Kamis (21/2).
Menurut Edmiston, transaksi pembelian dapat direalisasikan apabila mendapatkan persetujuan dari Pemerintah Venezuela dan Pemerintah Indonesia. Harvest Natural merupakan perusahaan minyak dan gas bumi (migas) asal Amerika Serikat.
Nilai akuisisi tersebut diperkirakan mencapai US$725 juta. Batalnya akuisisi ini membuat saham Harvest Natural anjlok 41 persen ke posisi terendah dalam 23 tahun terakhir menjadi US$5,45 pada penutupan perdagangan kemarin. (chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ruang VIP RS Pekerja KBN Dihapus Dahlan
Redaktur : Tim Redaksi