JAKARTA - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan bertekad untuk menyamaratakan berbagai fasilitas di rumah sakit pekerja di PT Kawasan Berikat Nusantara (KBN) persero. Karenanya, mantan Bos PLN ini meminta tim perencana menghapuskan rencana pembuatan fasilitas ruang VIP kelas I. Dahlan menilai ruang VIP di RS pekerja KBN tidak begitu dibutuhkan keberadaannya.
"Saya berterimakasih pada KBN karena mau mendengar usulan saya, agar perencanaan ruang VIP dihapuskan," ujar Dahlan di KBN, Cakung, Jakarta, Jumat (22/2).
Dahlan mengaku sempat bertanya mengapa ruang VIP itu harus dibuat. Dan bila dibuat hanya untuk para Direktur, Dahlan justru memberi saran agar Direktur bisa menyesuaikan kamar dengan pekerja lain.
Pria yang baru seminggu menjalani operasi cuci otak ini memberi saran untuk para Direktur. "Kalau ada Direktur yang sakit di kelas dua, kan enggak pa-pa. Sekali-sekali biar dia (Direktur-red) merasakan gimana rasanya di ruang RS kelas dua," tuturnya.
Mengenai biaya pembangunan rumah sakit ini, diyakininya tidak mengalami kendala. "Biaya tidak ada masalah, sehingga RS ini sudah selesai karena dananya ada. Kontraktor jangan takut tidak dibayar, pasti dibayar," pungkas Dahlan.
Sekedar informasi, total biaya pembangunan RS pekerja KBN ini mencapai Rp 110 miliar. Adapun perincian dana tersebut terdiri dari, nilai proyek Rp 65 miliar, nilai peralatan kesehatan Rp 40 miliar dan nilai cadangan seperti ambulance dua unit, konsultan dan lain sebagainya sebesar Rp 5 miliar. (chi/jpnn)
"Saya berterimakasih pada KBN karena mau mendengar usulan saya, agar perencanaan ruang VIP dihapuskan," ujar Dahlan di KBN, Cakung, Jakarta, Jumat (22/2).
Dahlan mengaku sempat bertanya mengapa ruang VIP itu harus dibuat. Dan bila dibuat hanya untuk para Direktur, Dahlan justru memberi saran agar Direktur bisa menyesuaikan kamar dengan pekerja lain.
Pria yang baru seminggu menjalani operasi cuci otak ini memberi saran untuk para Direktur. "Kalau ada Direktur yang sakit di kelas dua, kan enggak pa-pa. Sekali-sekali biar dia (Direktur-red) merasakan gimana rasanya di ruang RS kelas dua," tuturnya.
Mengenai biaya pembangunan rumah sakit ini, diyakininya tidak mengalami kendala. "Biaya tidak ada masalah, sehingga RS ini sudah selesai karena dananya ada. Kontraktor jangan takut tidak dibayar, pasti dibayar," pungkas Dahlan.
Sekedar informasi, total biaya pembangunan RS pekerja KBN ini mencapai Rp 110 miliar. Adapun perincian dana tersebut terdiri dari, nilai proyek Rp 65 miliar, nilai peralatan kesehatan Rp 40 miliar dan nilai cadangan seperti ambulance dua unit, konsultan dan lain sebagainya sebesar Rp 5 miliar. (chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Harga Sawit Membaik
Redaktur : Tim Redaksi