Hal itu disampaikan Menteri BUMN Dahlan Iskan kepada mahasiswa baru Fakultas Peternakan dan Pertanian (FPP) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang dalam kuliah umum bertema Membangun Motivasi Kewirausahaan Menuju Ketahanan Pangan di kampus FPP Undip Tembalang Sabtu (8/9).
Hanya, Dahlan menyampaikan hal tersebut melalui telepon seluler yang disambungkan dengan pengeras suara. Seharusnya Dahlan dijadwalkan hadir langsung dalam kuliah umum tersebut. Namun, karena dalam perjalanan dari Pekalongan menuju Semarang menemui kemacetan dan kondisinya kurang fit, Dahlan batal menuju Undip. Dia langsung menuju Bandara Ahmad Yani dan meninggalkan Semarang.
"Saya mohon maaf. Saya sudah berusaha keras mencapai Undip, tapi keadaan yang membuat seperti ini," ujarnya melalui telepon.
Meski begitu, mantan Dirut PLN itu tetap memberikan motivasi kepada para mahasiswa baru FPP. Dia menyebut mahasiswa yang berkesempatan menuntut ilmu di Undip memiliki masa depan yang cerah. Jika saat ini rata-rata mereka berusia 18 tahun, lima tahun ke depan ketika lulus mereka berusia 23 tahun.
Dengan kondisi ekonomi saat ini yang baik, peluang kerja bagi mereka akan terbuka. Usia yang cukup ditunjang ilmu yang didapat dari perguruan tinggi sekelas Undip‚ maka masa depan akan cerah.
"Berbeda saat saya berumur 18 tahun. Dulu, ketika saya berumur 18 tahun dan lima tahun setelahnya, kondisi ekonomi kita sangat berat. Tetapi, sekarang keadaan ekonomi baik dan lima tahun lagi akan semakin baik," ujar Dahlan.
Memang, lanjut mantan CEO Jawa Pos Group itu, belum tentu setelah lulus seorang mahasiswa langsung mendapat pekerjaan. Namun, setidaknya mereka telah menjadi orang pintar di tengah kondisi ekonomi yang baik. Karena itu, kesempatan mereka untuk bekerja menjadi lebih besar jika dibandingkan dengan jadi orang bodoh pada kondisi ekonomi yang baik atau orang pintar dengan kondisi ekonomi jelek.
Dahlan menambahkan, selama berkuliah di Undip mahasiswa bisa memilih menjadi kutu buku atau menjadi aktivis kampus. Jika menjadi kutu buku, mereka secara keilmuan akan pandai, tapi belum terlatih untuk menyelesaikan persoalan kemasyarakatan.
Jika memilih menjadi aktivis, setiap hari mereka akan berlatih menghadapi dan menyelesaikan persoalan. Seandainya gabungan keduanya -aktivis sekaligus kutu buku-, selain pandai, mereka berlatih menyelesaikan persoalan.
Tapi, yang paling baik, tandas dia, adalah menjadi aktivis kampus yang kutu buku sekaligus berlatih wirausaha. "Karena, begitu lulus, Anda menjadi orang yang pandai, bisa menyelesaikan persoalan, dan siap merintis usaha yang nanti tambah lama tambah besar," ujar Dahlan. (ton/isk/c4/ari)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pungut Biaya, Program Bela Negara Dikritisi
Redaktur : Tim Redaksi