Mengenakan caping dan dengan pengeras suara Dahlan berbicara kepada Fransiscus yang berada di ketinggian 50 meter. Dia didampingi Maria Kristina, kerabat Fransiscus, dan Wakapolsek Senen AKP Indriani. "Sini turun Fran, kita selesaikan di bawah," teriak Dahlan.
Menurut Maria, aksi Fransiscus adalah bentuk protes ganti rugi tanah mereka di Flores yang terkena proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga panas uap (PLTPU) pada 2005. Sambil berurai air mata, Maria berharap pemerintah memberikan ganti rugi yang layak.
Mereka memang sudah mendapatkan ganti rugi, tapi nilainya jauh dari harapan. Setiap kepala keluarga mendapatkan Rp 15 juta.
"Kata Pak Dahlan permasalahan ini sudah selesai. Beliau ingin membantu kami. Saya diberi nomor handphone-nya," kata Maria.
"Kami hanya meminta PLN dan pemda memberi ganti lahan seluas 1,5 hektare milik saya, serta milik warga 1 hektare. Setiap kami meminta pergantian lahan, selalu alasannya tidak pernah ada dana," sambungnya.
Dahlan berjanji menyelesaikan masalah tersebut. "Kita berdoa agar masalah ini cepat selesai, asalkan kamu (Maria) percaya dengan saya," ujar Dahlan sambil memeluk Maria.
"Dulu saya pernah ke situ. Saya juga pernah ke rumah Bu Maria. Masih ingat nggak kalau saya pernah ke sana?" tanya Dahlan kepada Maria.
Sayang, upaya Dahlan membujuk Fransiscus untuk turun belum membuahkan hasil. Pria yang sudah dua hari berada di menara SUTET itu nekat bertahan. Dia mau turun kalau ditemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. (agu/c2/ca)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gerindra: Indonesia Harus Bangga Dengan Kopassus
Redaktur : Tim Redaksi