JAKARTA - Pagi tadi (3/2) Menteri BUMN Dahlan Iskan melakukan kunjungan kerja ke pabrik gula Pangka Tegal, milik PTPN IX dan berdialog dengan petani tebu. Pabrik tebu yang Dahlan kunjungi merupakan pabrik paling kecil di Indonesia.
"Pabrik ini juga tertua, karena dibangun pada tahun 1830," ujar Dahlan melalui rilis yang diterima JPNN, Minggu (3/2). Dalam dialog tersebut, mantan Bos PLN ini menjelaskan bahwa sejak dirinya menjabat menjadi Menteri BUMN Oktober 2011, setidaknya ada 22 pabrik gula yang merugi.
"Namun dengan tekad dan kerja keras, Alhamdulillah tutup buku. Tahun 2012 yang rugi hanya tinggal dua pabrik gula saja. Yaitu di Sulawesi Selatan dan Klaten Jawa Tengah, karena masih dalam perbaikan," jelasnya.
Dahlan pun sempat melontarkan pertanyaan pada administratur pabrik gula Pangka, Iwan. Kapan pabrik gula ditempatnya merugi?. Iwan pun mengaku lupa, lantaran kejadian itu terjadi sudah sangat lama. "Saking lama nya, saya sudah lupa Pak, yang jelas mulai tahun ini sudah untung walau kecil," jawab Iwan saat dialog berlangsung.
Menanggapi jawaban Iwan, Dahlan menghanturkan ucapan terimakasih.
"Saya sangat berterimakasih kepada Pak Iwan atas kerja keras nya, dibawah bimbingan Pak Adi (Dirut PTPN IX), karena bekerja dengan tulus," papar Dahlan.
Mengenai perubahan itu, Dahlan sempat tidak menyangka, karena menurutnya merubah akhlak itu lebih rumit. "Saya terharu sekali, kok bisa berubah akhlak yang sudah menahun begitu-begitu saja. Karena kita tahu dimana-mana sangat sulit merubah akhlak. Namun Alhamdulillah bisa berubah," cetusnya.
Menurut Dahlan, penilaian para petani yang pesimistis mengatakan pabrik gula BUMN tidak akan mungkin bagus jika tidak ada revitalisasi pabrik, itu kurang tepat. Justru kata Dahlan, sejak dirinya menjadi Mentri, dia tidak mau melakukan revitalisasi pabrik. "Saya ingin tunjukkan bahwa tanpa revitalisasi bisa lebih baik. Karena menurut saya persoalannya bukan disitu, tapi ada pada orangnya dulu yang harus diperbaiki," jelasnya.
Misalnya, Dahlan menyebut, waktu itu ada revitalisasi, maka pabriknya juga tidak maksimal, malah akan hancur, karena orang nya yang belum berubah. "Saya kepingin partai gula ini walau kecil tapi manis, dan seksi. Sehingga petani akan tetap mengirim tebunya ke pabrik gula ini," harap Dahlan.
Selain itu, Dahlan juga bilang akhir tahun ini setelah melihat perkembangan pabrik lebih lanjut, rencananya Dahlan akan memutuskan apakah pabrik ini perlu untuk dikembangkan, atau ditambah mesin dan lain-lain.
"Seperti tempat parkir harus dibongkar, karena menggangu pemandangan dan pindah ketempat lain. Kalau tidak, nanti saya akan bongkar sendiri. Boiler juga harus di cat dan dirawat," pungkas pria yang kerap pakai sepatu kets ini. (chi/jpnn)
"Pabrik ini juga tertua, karena dibangun pada tahun 1830," ujar Dahlan melalui rilis yang diterima JPNN, Minggu (3/2). Dalam dialog tersebut, mantan Bos PLN ini menjelaskan bahwa sejak dirinya menjabat menjadi Menteri BUMN Oktober 2011, setidaknya ada 22 pabrik gula yang merugi.
"Namun dengan tekad dan kerja keras, Alhamdulillah tutup buku. Tahun 2012 yang rugi hanya tinggal dua pabrik gula saja. Yaitu di Sulawesi Selatan dan Klaten Jawa Tengah, karena masih dalam perbaikan," jelasnya.
Dahlan pun sempat melontarkan pertanyaan pada administratur pabrik gula Pangka, Iwan. Kapan pabrik gula ditempatnya merugi?. Iwan pun mengaku lupa, lantaran kejadian itu terjadi sudah sangat lama. "Saking lama nya, saya sudah lupa Pak, yang jelas mulai tahun ini sudah untung walau kecil," jawab Iwan saat dialog berlangsung.
Menanggapi jawaban Iwan, Dahlan menghanturkan ucapan terimakasih.
"Saya sangat berterimakasih kepada Pak Iwan atas kerja keras nya, dibawah bimbingan Pak Adi (Dirut PTPN IX), karena bekerja dengan tulus," papar Dahlan.
Mengenai perubahan itu, Dahlan sempat tidak menyangka, karena menurutnya merubah akhlak itu lebih rumit. "Saya terharu sekali, kok bisa berubah akhlak yang sudah menahun begitu-begitu saja. Karena kita tahu dimana-mana sangat sulit merubah akhlak. Namun Alhamdulillah bisa berubah," cetusnya.
Menurut Dahlan, penilaian para petani yang pesimistis mengatakan pabrik gula BUMN tidak akan mungkin bagus jika tidak ada revitalisasi pabrik, itu kurang tepat. Justru kata Dahlan, sejak dirinya menjadi Mentri, dia tidak mau melakukan revitalisasi pabrik. "Saya ingin tunjukkan bahwa tanpa revitalisasi bisa lebih baik. Karena menurut saya persoalannya bukan disitu, tapi ada pada orangnya dulu yang harus diperbaiki," jelasnya.
Misalnya, Dahlan menyebut, waktu itu ada revitalisasi, maka pabriknya juga tidak maksimal, malah akan hancur, karena orang nya yang belum berubah. "Saya kepingin partai gula ini walau kecil tapi manis, dan seksi. Sehingga petani akan tetap mengirim tebunya ke pabrik gula ini," harap Dahlan.
Selain itu, Dahlan juga bilang akhir tahun ini setelah melihat perkembangan pabrik lebih lanjut, rencananya Dahlan akan memutuskan apakah pabrik ini perlu untuk dikembangkan, atau ditambah mesin dan lain-lain.
"Seperti tempat parkir harus dibongkar, karena menggangu pemandangan dan pindah ketempat lain. Kalau tidak, nanti saya akan bongkar sendiri. Boiler juga harus di cat dan dirawat," pungkas pria yang kerap pakai sepatu kets ini. (chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dahlan Kagetkan Komisaris KIW dengan Kunjungan Dadakan
Redaktur : Tim Redaksi