JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan semalam mengunjungi pabrik gula Rendeng yang berlokasi di Jalan Sudirman 285 Kudus.
Kedatangan Dahlan ke pabrik gula Rendeng lantaran penasaran ingin membuktikan pesan salah satu followersnya di akun twitter pribadinya. "Saya di-tweet, ada yang bilang saat ini pabrik gula Rendeng sudah memenuhi membaik. Makannya saya cek saja," ujar Dahlan di Kudus, Jumat (26/4) malam.
Pasalnya, dulu ketika Dahlan mengumpulkan seluruh pabrik gula di Surabaya, ada sekitar 22 pabrik yang bermasalah dan pabrik gula Rendeng di Kudus ini merupakan salah satu yang sangat parah.
Namun hari ini setelah Dahlan datang dan melakukan kunjungan ke pabrik tersebut, kenyataan itu jauh berubah. Sesuatu yang dulu orang menganggap tidak mungkin dan memandang sebelah mata pabrik gula Rendeng, hari ini anggapan tersebut berubah total.
"Saya sungguh bangga dan tidak menyangka," puji Dahlan.
Administratur pabrik gula Rendeng Teguh Agung dalam laporannya menyebutkan pabrik Rendeng yang dulu rusak parah dan tidak diperhitungkan orang, kini sudah berubah total.
"Dari target untung Rp 7,3 miliar namun pabrik Rendeng bisa meraih untung Rp 12,6 miliar. Padahal tahun 2011, kami sempat mengalami kerugian 23,6 miliar," papar Teguh.
Menurutnya pencapaian untung tersebut berkat kerja keras dan tumbuhnya keyakinan baru pasca Istiqosah Kubro di Surabaya tahun lalu. Sehingga semangat karyawan berubah total.
Setelah mengelilingi pabrik gula dan memberikan saran supaya saluran air cerobong asap dan penyimpanan air ketel segera diperbaiki, Dahlan bercakap-cakap dengan ratusan petani tebu di teras rumah.
Dalam dialog itu, Dahlan mengajak pabrik gula untuk melawan banyaknya gula rafinasi (gula yang sudah di pisahkan dari zat-zat lainnya) yang masuk ke Indonesia, seperti yang dikeluhkan Yanto, petani tebu dari Rembang.
”Mari buktikan dulu kalau pabrik gula Rendeng kita ini berkualitas. Sehingga dapat selaras, saat kita berteriak keras menolak itu. Jangan sampai justru kita dipojokkan gara-gara tidak bisa memproduksi tapi menuntut," ajak mantan dirut PLN ini.
Di samping itu, Dahlan juga berharap kualitas SDM dapat segera diperbaiki terlebih dahulu. ”Paling tidak orangnya harus jujur. Karena kalau tidak jujur percuma saja. Bisa saja mesin yang kita belikan, onderdilnya diambil, kemudian dijual di luar. Kemudian dibeli pabrik lagi, diambil lagi, dijual lagi. Kalau begitu kan percuma,” terangnya.
Petani juga diharapkan dapat menyediakan tebu manis, bersih, dan segar. Karena kalau produksi pabrik berjalan baik, Dahlan meyakini nasib petani juga akan ikut baik. (chi/jpnn)
Kedatangan Dahlan ke pabrik gula Rendeng lantaran penasaran ingin membuktikan pesan salah satu followersnya di akun twitter pribadinya. "Saya di-tweet, ada yang bilang saat ini pabrik gula Rendeng sudah memenuhi membaik. Makannya saya cek saja," ujar Dahlan di Kudus, Jumat (26/4) malam.
Pasalnya, dulu ketika Dahlan mengumpulkan seluruh pabrik gula di Surabaya, ada sekitar 22 pabrik yang bermasalah dan pabrik gula Rendeng di Kudus ini merupakan salah satu yang sangat parah.
Namun hari ini setelah Dahlan datang dan melakukan kunjungan ke pabrik tersebut, kenyataan itu jauh berubah. Sesuatu yang dulu orang menganggap tidak mungkin dan memandang sebelah mata pabrik gula Rendeng, hari ini anggapan tersebut berubah total.
"Saya sungguh bangga dan tidak menyangka," puji Dahlan.
Administratur pabrik gula Rendeng Teguh Agung dalam laporannya menyebutkan pabrik Rendeng yang dulu rusak parah dan tidak diperhitungkan orang, kini sudah berubah total.
"Dari target untung Rp 7,3 miliar namun pabrik Rendeng bisa meraih untung Rp 12,6 miliar. Padahal tahun 2011, kami sempat mengalami kerugian 23,6 miliar," papar Teguh.
Menurutnya pencapaian untung tersebut berkat kerja keras dan tumbuhnya keyakinan baru pasca Istiqosah Kubro di Surabaya tahun lalu. Sehingga semangat karyawan berubah total.
Setelah mengelilingi pabrik gula dan memberikan saran supaya saluran air cerobong asap dan penyimpanan air ketel segera diperbaiki, Dahlan bercakap-cakap dengan ratusan petani tebu di teras rumah.
Dalam dialog itu, Dahlan mengajak pabrik gula untuk melawan banyaknya gula rafinasi (gula yang sudah di pisahkan dari zat-zat lainnya) yang masuk ke Indonesia, seperti yang dikeluhkan Yanto, petani tebu dari Rembang.
”Mari buktikan dulu kalau pabrik gula Rendeng kita ini berkualitas. Sehingga dapat selaras, saat kita berteriak keras menolak itu. Jangan sampai justru kita dipojokkan gara-gara tidak bisa memproduksi tapi menuntut," ajak mantan dirut PLN ini.
Di samping itu, Dahlan juga berharap kualitas SDM dapat segera diperbaiki terlebih dahulu. ”Paling tidak orangnya harus jujur. Karena kalau tidak jujur percuma saja. Bisa saja mesin yang kita belikan, onderdilnya diambil, kemudian dijual di luar. Kemudian dibeli pabrik lagi, diambil lagi, dijual lagi. Kalau begitu kan percuma,” terangnya.
Petani juga diharapkan dapat menyediakan tebu manis, bersih, dan segar. Karena kalau produksi pabrik berjalan baik, Dahlan meyakini nasib petani juga akan ikut baik. (chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Erik Meijer Resmi Duduk di Direksi Garuda Indonesia
Redaktur : Tim Redaksi