JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan tak menampik pembagian laba bank-bank BUMN kepada pemegang saham atau dividen untuk pemerintah masih terlalu tinggi.
"Iya, itu memang dividen untuk BUMN masih tinggi sekali," ujar Dahlan saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR berlangsung di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (29/5) malam.
Dalam rapat, Dahlan juga jelaskan penyebab mengapa hal itu terjadi. Selama ini kata Dahlan, bank BUMN dibebani porsi dividen besar kepada negara sebagai pemegang saham utama, karena pemerintah pusat memang menuntut setoran tinggi. Untuk itu, BUMN "kaya" khususnya perbankan, diminta ikhlas menyetor dividen lebih besar dibanding BUMN lain yang labanya tak terlalu besar tahun lalu.
"Dividen kita memang dituntut tinggi, harus dibagi, harus proporsional, jadi ya karena (bank BUMN-red) labanya paling besar," jelasnya.
Meski begitu, mantan dirut PLN ini menerima masukan Komisi VI DPR yang memintanya untuk mengkaji lagi hal itu.
"Akan kita rundingkan (di internal kementerian-red). Kita usahakan dividen bank yang lebih besar tidak mengganggu kemampuan bank untuk menyalurkan kredit," jelasnya.
Tak lupa Dahlan juga mengucapkan rasa terimakasihnya pada Komisi VI DPR karena telah mengingatkan dirinya. "Saya berterima kasih pada DPR sudah diingatkan, yang akan datang saya harus lebih hati-hati," tutur mantan dirut PLN ini.
Sebelumnya, Ketua Komisi VI DPR Airlangga Hartarto sempat mempertanyakan setoran bank-bank BUMN yang terlalu besar untuk pemerintah tahun ini. Dia menilai, jika bank menyetor dividen dari laba bersih terlalu tinggi, maka kinerja mereka menyalurkan kredit bisa terganggu. (chi/jpnn)
"Iya, itu memang dividen untuk BUMN masih tinggi sekali," ujar Dahlan saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR berlangsung di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (29/5) malam.
Dalam rapat, Dahlan juga jelaskan penyebab mengapa hal itu terjadi. Selama ini kata Dahlan, bank BUMN dibebani porsi dividen besar kepada negara sebagai pemegang saham utama, karena pemerintah pusat memang menuntut setoran tinggi. Untuk itu, BUMN "kaya" khususnya perbankan, diminta ikhlas menyetor dividen lebih besar dibanding BUMN lain yang labanya tak terlalu besar tahun lalu.
"Dividen kita memang dituntut tinggi, harus dibagi, harus proporsional, jadi ya karena (bank BUMN-red) labanya paling besar," jelasnya.
Meski begitu, mantan dirut PLN ini menerima masukan Komisi VI DPR yang memintanya untuk mengkaji lagi hal itu.
"Akan kita rundingkan (di internal kementerian-red). Kita usahakan dividen bank yang lebih besar tidak mengganggu kemampuan bank untuk menyalurkan kredit," jelasnya.
Tak lupa Dahlan juga mengucapkan rasa terimakasihnya pada Komisi VI DPR karena telah mengingatkan dirinya. "Saya berterima kasih pada DPR sudah diingatkan, yang akan datang saya harus lebih hati-hati," tutur mantan dirut PLN ini.
Sebelumnya, Ketua Komisi VI DPR Airlangga Hartarto sempat mempertanyakan setoran bank-bank BUMN yang terlalu besar untuk pemerintah tahun ini. Dia menilai, jika bank menyetor dividen dari laba bersih terlalu tinggi, maka kinerja mereka menyalurkan kredit bisa terganggu. (chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mentan: Impor Daging Sapi oleh Bulog Harus Dikawal Ketat
Redaktur : Tim Redaksi