JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan tampaknya tak mau kompromi masalah profesionalitas dalam bekerja. Sikap tersebut benar-benar tercermin dalam kepemimpinannya di Kementerian BUMN. Dia tak segan memberi hukuman berat kepada direksi BUMN yang menyalahi aturan.
Hal tersebut benar terbukti dengan kejadian baru-baru ini. Mantan dirut PLN itu mengaku telah memecat direktur utama salah satu perusahaan milik negara sekitar 3 bulan yang lalu. Alasannya, dia membiarkan istrinya menggunakan fasilitas direksi. "Saya pecat saja dia, karena tidak bisa mengatasi istrinya yang menggunakan fasilitas direksi," katanya di Jakarta, Rabu(10/7)
Dia menjelaskan hal tersebut menjadi sanksi moral karena tak bisa mencerminkan sikap profesional dalam perusahaan yang dipimpin. Meski tak bersangkutan dengan kecakapan dalam menjalankan perusahaan, dia menyesalkan dirut tersebut tidak bisa mengatasi istrinya yang lebih dominan. "Saya dapat laporan kalau istrinya sering menggunakan fasilitas direksi. Misalnya, kendaraan mewah. Saya juga mencari tahu sendiri. Saya kan serung keluyuran jadi saya lihat yang digunakan itu fasilitas pejabat BUMN," ungkapnya.
Dia berpendapat, istri dari dirut tak mempunyai jabatan apapun di perusahaan tersebut. Maka, seharusnya istri tak diperbolehkan untuk mendapatkan fasilitas yang ditujukan kepada pimpinan BUMN. "Saya sudah beberapa kali menyindir bahwa istri atau keluarga pejabat BUMN tidak boleh menggunakan fafilitas negara. Itu sejatinya hanya diperbolehkan hanya untuk direksi BUMN," tuturnya.
Sindiran tersebut, lanjut dia, masih sering diucapkan sekarang. Bahkan, dia mengaku masih menyoroti dua istri dirut BUMN yang cenderung dominan dan mengatur pejabat lainnya di instansi tersebut. "Saya sudah kasih peringatan, kalau tidak juga bisa dikendalikan maka, suaminya akan saya pecat juga," tegasnya.
Soal identitas dari dirut yang dipecat dan yang sedang disorot, Dahlan tak mau membeberkan. Menurutnya, dia menmgungkapkan hal tersebut hanya untuk memberikan contoh kepada direksi BUMN yang lain. "Janganlah," ujarnya singkat. (bil)
Hal tersebut benar terbukti dengan kejadian baru-baru ini. Mantan dirut PLN itu mengaku telah memecat direktur utama salah satu perusahaan milik negara sekitar 3 bulan yang lalu. Alasannya, dia membiarkan istrinya menggunakan fasilitas direksi. "Saya pecat saja dia, karena tidak bisa mengatasi istrinya yang menggunakan fasilitas direksi," katanya di Jakarta, Rabu(10/7)
Dia menjelaskan hal tersebut menjadi sanksi moral karena tak bisa mencerminkan sikap profesional dalam perusahaan yang dipimpin. Meski tak bersangkutan dengan kecakapan dalam menjalankan perusahaan, dia menyesalkan dirut tersebut tidak bisa mengatasi istrinya yang lebih dominan. "Saya dapat laporan kalau istrinya sering menggunakan fasilitas direksi. Misalnya, kendaraan mewah. Saya juga mencari tahu sendiri. Saya kan serung keluyuran jadi saya lihat yang digunakan itu fasilitas pejabat BUMN," ungkapnya.
Dia berpendapat, istri dari dirut tak mempunyai jabatan apapun di perusahaan tersebut. Maka, seharusnya istri tak diperbolehkan untuk mendapatkan fasilitas yang ditujukan kepada pimpinan BUMN. "Saya sudah beberapa kali menyindir bahwa istri atau keluarga pejabat BUMN tidak boleh menggunakan fafilitas negara. Itu sejatinya hanya diperbolehkan hanya untuk direksi BUMN," tuturnya.
Sindiran tersebut, lanjut dia, masih sering diucapkan sekarang. Bahkan, dia mengaku masih menyoroti dua istri dirut BUMN yang cenderung dominan dan mengatur pejabat lainnya di instansi tersebut. "Saya sudah kasih peringatan, kalau tidak juga bisa dikendalikan maka, suaminya akan saya pecat juga," tegasnya.
Soal identitas dari dirut yang dipecat dan yang sedang disorot, Dahlan tak mau membeberkan. Menurutnya, dia menmgungkapkan hal tersebut hanya untuk memberikan contoh kepada direksi BUMN yang lain. "Janganlah," ujarnya singkat. (bil)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hakim Setyabudi Tak Pernah Seret Eks Ketua PN Bandung
Redaktur : Tim Redaksi