jpnn.com, JAKARTA - Dahlan Iskan menulis kisah Khusnul Chotimah, korban selamat bom Bali yang menemui para terorisnya, yakni Amrozi, Muklas, dan Ali Imron.
"Khusnul berangkat ke Nusakambangan. Ke Lamongan. Ke Jakarta," tulisan Dahlan Iskan, Disway edisi Rabu (2/11).
BACA JUGA: Dahlan Iskan Menulis tentang Khusnul Chotimah yang Selamat dari Bom Bali
Melalui tulisan berjudul Khusnul Nusakambangan, Dahlan mengisahkan kembali perjalanan Khusnul menuju tempat para teroris itu mendekam.
Khusnul dan suaminya mengawali perjalanan dari Sidoarjo ke Cilacap menaiki sepeda motor. Itu November 2008. Enam tahun setelah bom Bali.
BACA JUGA: Warga Australia Geram Melihat Video yang Diputar di Kuta Saat Peringati Bom Bali
Mereka lalu menyeberang laut ke pulau penjara itu. "Ongkos penyeberangan, waktu itu, baru Rp 10.000," tulisan Dahlan menirukan ucapan Khusnul.
Secara fisik, Khusnul sudah kuat menempuh perjalanan panjang itu. Luka bakar 60 persen pada tubuhnya akibat bom Bali sudah tinggal bekasnya.
BACA JUGA: Ibunda Brigadir J Singgung Hubungan Kuat Maruf & Putri Candrawathi, Luar Biasa
Menurut Dahlan, saat ke Nusakambangan itu Khusnul dan suaminya cuma berbekal uang Rp 150.000; untuk bensin, makan, dan penyeberangan. Kalau malam mereka tidur di masjid.
"Khusnul sempat kecewa. Tiba di penjara Nusakambangan Khusnul ditolak petugas. Napi hukuman mati tidak boleh ditemui siapa pun," tulisan Dahlan.
Khusnul tidak menyerah. Dia lantas menceritakan susah payahnya perjalanan naik sepeda motor ke Nusakambangan.
Perempuan yang juga seorang Bonek itu juga menceritakan maksudnya untuk hanya bisa melihat Muklas dan Amrozi.
"Akhirnya diizinkan. Sendirian. Suami Khusnul diminta menunggu di luar. Muklas pun didatangkan ke ruang kunjungan. Dipisahkan dengan jeruji baja," lanjut Dahlan.
Saat itulah Khusnul menumpahkan kejengkelannya kepada sang teroris. Dia juga menceritakan penderitaannya, termasuk kesulitan ekonominya setelah menjadi korban bom Bali.
Ternyata reaksi Muklas di luar dugaan Khusnul. "Dia justru menyalah-nyalahkan saya," demikian Dahlan mengutip penjelasan Khusnul.
"Apa yang dia ucapkan?" tanya Dahlan.
"Saya justru disalahkan kenapa malam itu berada di tempat orang kafir," begitu Khusnul menjawab.
"Muklas juga memaki-maki saya mengapa saya tidak pakai jilbab. Justru saya disuruh bertaubat," tulisan Dahlan menirukan penuturan Khusnul.
Lantas bagaimana dengan sikap Amrozi?
"Sama saja. Biarpun sejak TK, SD, SMP, sampai SMA saya ini di sekolah Muhammadiyah, tetap saja saya dikafirkan," lanjut Dahlan mengutip perkataan Khusnul.
Cobaan Khusnul setelah pertemuan dengan para teroris bom Bali itu makin berat, salah satunya ketika sang suami tewas ditembak polisi gegara terlibat narkoba.
Kisah lengkap Khusnul Chotimah yang ditulis Dahlan bisa Anda baca melalui tautan ini: Khusnul Nusakambangan. (disway/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Konon Ferdy Sambo & Putri Pengin Bayi Laki-Laki, Lalu Minta Tolong kepada Brigadir Yosua
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi