NUSUKAN - Ratusan warga Nusukan, Solo, Jawa Tengah antusias menyambut kedatangan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan, di sela-sela antrian untuk menerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) yang akan diserahkan secara simbolik.
Dahlan tiba sekitar pukul 10.30 WIB, sesampainya di Kantor Pos Solo Nusukan, dia langsung menyalami satu persatu masyarakat yang tengah antri dengan tertib untuk mendapatkan BLSM.
Sambil duduk lesehan di tangga dekat tempat mengantri BLSM, Dahlan bahkan sesekali bertanya pada ibu-ibu, jam berapa mereka datang ke kantor PT Pos.
"Ke sini dari jam berapa bu? Sudah berapa lama," tanya Dahlan.
"Dari jam 9 pak ke sini, tapi karena penuh jadi masih ngantri," keluh ibu bernama Sukini.
Lebih lanjut bekas dirut PLN ini menanyakan pada ibu-ibu mengapa dirinya harus datang jam 9 pagi, padahal kantor Pos masih buka sampai jam 5 sore.
"Tadi katanya, kalau gak jam 9-10 ke sini, gak akan dilayani pak," beber Sukini ditimpali dengan pernyataan yang sama oleh ibu-ibu yang lainnya.
Setelah mendengar keluhan ibu-ibu itu, Dahlan langsung meluruskan informasi tersebut, bahwa informasi itu tidak benar.
"Ini ada Ibu Sukini dan ibu-ibu lainnya, dia mendengar dari orang-orang bilang kalau jam 9 gak dateng maka tidak dilayani. Informasi ini justru akan membuat orang langsung berkumpul di sini semua. Ini harus diluruskan informasinya," terangnya.
Untuk itu, agar masyarakat Nusukan tidak salah persepsi lagi atau terbujuk kata-kata orang lain, maka Dahlan langsung mengambil alat pengeras (mic) yang disediakan panitia untuk memberikan informasi yang benar. Meski hal itu bukan kesalahan Dahlan, ia tak segan meminta maaf atas kesalahpahaman informasi yang tidak bertanggungjawab itu.
"Saya minta maaf, pak bu kalau ngantri kok lama. Ini karena ada informasi yang salah. Jadi kalau ada yang bilang suruh dateng jam 9-10 ke PT Pos atau datang pagi-pagi sekali, kalau gak dateng jam segitu gak dilayani. Itu gak benar. PT Pos buka dari jam 8-5 sore, jadi gak perlu pada dateng barengan gini," tutur Dahlan di depan ratusan masyarakat Nusukan dengan menggunakan bahasa Jawa.
Ratusan masyarakat Nusukan yang tengah mengantri BLSM pun mengerti penjelasan Dahlan mengenai informasi yang tidak benar itu.
Selanjutnya, pria yang pernah melakukan cuci otak ini menyerahkan kembali pada masyarakat Nusukan, apakah akan pulang ke kediamannya lebih dulu atau melanjutkan antriannya. Meski begitu, kata Dahlan, hal ini bisa jadi pelajaran bagi semua agar tidak mudah termakan isu.
"Saya sangat menyesalkan kejadian seperti ini. Kan kasian kalau mereka di suruh dateng jam segitu tapi nyatanya masih bisa dilayani sampai jam 5 sore. Kami belajar banyak dari kejadian ini, tapi ini sudah terjadi. Karena itu saya minta maaf. Sekarang terserah bapak atau ibu yang mau pulang dulu juga boleh atau mau lanjut ngantri. Pokoknya Jangan dengar isu-isu seperti itu," pungkasnya. (chi/jpnn)
Dahlan tiba sekitar pukul 10.30 WIB, sesampainya di Kantor Pos Solo Nusukan, dia langsung menyalami satu persatu masyarakat yang tengah antri dengan tertib untuk mendapatkan BLSM.
Sambil duduk lesehan di tangga dekat tempat mengantri BLSM, Dahlan bahkan sesekali bertanya pada ibu-ibu, jam berapa mereka datang ke kantor PT Pos.
"Ke sini dari jam berapa bu? Sudah berapa lama," tanya Dahlan.
"Dari jam 9 pak ke sini, tapi karena penuh jadi masih ngantri," keluh ibu bernama Sukini.
Lebih lanjut bekas dirut PLN ini menanyakan pada ibu-ibu mengapa dirinya harus datang jam 9 pagi, padahal kantor Pos masih buka sampai jam 5 sore.
"Tadi katanya, kalau gak jam 9-10 ke sini, gak akan dilayani pak," beber Sukini ditimpali dengan pernyataan yang sama oleh ibu-ibu yang lainnya.
Setelah mendengar keluhan ibu-ibu itu, Dahlan langsung meluruskan informasi tersebut, bahwa informasi itu tidak benar.
"Ini ada Ibu Sukini dan ibu-ibu lainnya, dia mendengar dari orang-orang bilang kalau jam 9 gak dateng maka tidak dilayani. Informasi ini justru akan membuat orang langsung berkumpul di sini semua. Ini harus diluruskan informasinya," terangnya.
Untuk itu, agar masyarakat Nusukan tidak salah persepsi lagi atau terbujuk kata-kata orang lain, maka Dahlan langsung mengambil alat pengeras (mic) yang disediakan panitia untuk memberikan informasi yang benar. Meski hal itu bukan kesalahan Dahlan, ia tak segan meminta maaf atas kesalahpahaman informasi yang tidak bertanggungjawab itu.
"Saya minta maaf, pak bu kalau ngantri kok lama. Ini karena ada informasi yang salah. Jadi kalau ada yang bilang suruh dateng jam 9-10 ke PT Pos atau datang pagi-pagi sekali, kalau gak dateng jam segitu gak dilayani. Itu gak benar. PT Pos buka dari jam 8-5 sore, jadi gak perlu pada dateng barengan gini," tutur Dahlan di depan ratusan masyarakat Nusukan dengan menggunakan bahasa Jawa.
Ratusan masyarakat Nusukan yang tengah mengantri BLSM pun mengerti penjelasan Dahlan mengenai informasi yang tidak benar itu.
Selanjutnya, pria yang pernah melakukan cuci otak ini menyerahkan kembali pada masyarakat Nusukan, apakah akan pulang ke kediamannya lebih dulu atau melanjutkan antriannya. Meski begitu, kata Dahlan, hal ini bisa jadi pelajaran bagi semua agar tidak mudah termakan isu.
"Saya sangat menyesalkan kejadian seperti ini. Kan kasian kalau mereka di suruh dateng jam segitu tapi nyatanya masih bisa dilayani sampai jam 5 sore. Kami belajar banyak dari kejadian ini, tapi ini sudah terjadi. Karena itu saya minta maaf. Sekarang terserah bapak atau ibu yang mau pulang dulu juga boleh atau mau lanjut ngantri. Pokoknya Jangan dengar isu-isu seperti itu," pungkasnya. (chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PKS Pantau Sidang Perdana Lutfhi
Redaktur : Tim Redaksi