JAKARTA - Niat Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan untuk memperbaiki fasilitas kereta api di Indonesia tak main-main. Dalam acara seminar nasional keselamatan yang diselenggarakan PT Kereta Api Indonesia (persero) Dahlan meminta masyarakat yang hadir untuk maju dan mengeluarkan unek-uneknya.
Salah satunya adalah Alvian, yang mengeluhkan kereta api yang tidak sampai tujuan sampai di stasiun berikutnya, sehingga dia harus berjalan untuk menuju ke stasiun berikutnya.
Mendengar keluhan tersebut, Dahlan meminta Direktur Keselamatan PT KAI (Persero) Bambang Irawan untuk menjelaskan hal tersebut.
"Itu kemungkinan terjadi karena ada gangguan kereta api di depan. Jadi harus nunggu dan dalam jeda menunggu itu, terkadang masyarakat tidak sabar karena harus terburu-buru, maka mereka lebih memilih cari cara sendiri agar cepat sampai tujuan, tapi ada juga penumpang yang sabar menunggu," ujar Bambang di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (14/5).
Mendengar hal tersebut, Dahlan meminta PT KAI tidak menutupi apapun kendala atau alasan yang terjadi menyangkut pelayanan penumpang."Jadi sudah jelas kalau kereta belum sampai stasiun tujuan itu pasti ada gangguan di kereta depannya, sehingga harus berhenti dulu," papar Dahlan.
Keluhan tersebut dianggap wajar oleh mantan dirut PLN ini, karena penyebab kereta terhambat karena kereta ekonomi yang sudah usang masih dioperasikan."Sehingga gak salah kalau PT KAI menghapus kereta ekonomi yang sudah tidak layak beroprasi. Sekarang masyarakat kan tahu bahwa gangguan itu tidak hanya berdampak ke kereta ekonomi saja, tapi juga berdampak pada kereta lainnya," tutur dia.
Menurut Dahlan, kereta ekonomi itu tidak dihapus dan masyarakat telah salah menafsirkan, sehingga wajar bila mereka protes."PT KAI tidak menghapus kereta ekonomi, komunikasi yang bener adalah KAI tidak mau mengoprasikan lagi kereta yang terlalu sering bermasalah. Bayangkan satu tahun sampai enam ribu kali gangguan," jelasnya.
Untuk itu, agar tidak terjadi salah komunikasi lagi, Dahlan meminta PT KAI harus memberikan info sejelas mungkin."Informasi yang kita berikan harus lebih banyak lagi pada masyarakat. Kalau misalnya jadwal kereta api telat, bisa diumumkan langsung di informasi stasiun, ngomong apa adanya saja, gak usah ditutup-tutupi. Kalau memang karena gangguan sinyal atau ada gangguan kereta ya sampaikan saja," urai dia.
"Jangan kayak di pesawat, terlambat berjam-jam bilangnya karena ada gangguan operasional. Semua pasti karena itu penyebabnya, tapi itu bukan penjelasan namanya," imbuh Dahlan.
Informasi secara detail tersebut menurutnya sangat berguna untuk masyarakat, dibanding selalu memberi penjelasan manis yang akhirnya justru membuat masyarakat tambah geram bila menunggu terlalu lama.
"Jadi lebih baik diumumkan secara jelas, supaya dia bisa atur waktu. Misalnya, kereta telat 1 jam, nah kalau sudah dikasih tau telatnya satu jam, mereka kan bisa menghandle waktunya sendiri selama menunggu itu," pungkas pria yang kerap mengenakan sepatu kets ini.(chi/jpnn)
Salah satunya adalah Alvian, yang mengeluhkan kereta api yang tidak sampai tujuan sampai di stasiun berikutnya, sehingga dia harus berjalan untuk menuju ke stasiun berikutnya.
Mendengar keluhan tersebut, Dahlan meminta Direktur Keselamatan PT KAI (Persero) Bambang Irawan untuk menjelaskan hal tersebut.
"Itu kemungkinan terjadi karena ada gangguan kereta api di depan. Jadi harus nunggu dan dalam jeda menunggu itu, terkadang masyarakat tidak sabar karena harus terburu-buru, maka mereka lebih memilih cari cara sendiri agar cepat sampai tujuan, tapi ada juga penumpang yang sabar menunggu," ujar Bambang di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (14/5).
Mendengar hal tersebut, Dahlan meminta PT KAI tidak menutupi apapun kendala atau alasan yang terjadi menyangkut pelayanan penumpang."Jadi sudah jelas kalau kereta belum sampai stasiun tujuan itu pasti ada gangguan di kereta depannya, sehingga harus berhenti dulu," papar Dahlan.
Keluhan tersebut dianggap wajar oleh mantan dirut PLN ini, karena penyebab kereta terhambat karena kereta ekonomi yang sudah usang masih dioperasikan."Sehingga gak salah kalau PT KAI menghapus kereta ekonomi yang sudah tidak layak beroprasi. Sekarang masyarakat kan tahu bahwa gangguan itu tidak hanya berdampak ke kereta ekonomi saja, tapi juga berdampak pada kereta lainnya," tutur dia.
Menurut Dahlan, kereta ekonomi itu tidak dihapus dan masyarakat telah salah menafsirkan, sehingga wajar bila mereka protes."PT KAI tidak menghapus kereta ekonomi, komunikasi yang bener adalah KAI tidak mau mengoprasikan lagi kereta yang terlalu sering bermasalah. Bayangkan satu tahun sampai enam ribu kali gangguan," jelasnya.
Untuk itu, agar tidak terjadi salah komunikasi lagi, Dahlan meminta PT KAI harus memberikan info sejelas mungkin."Informasi yang kita berikan harus lebih banyak lagi pada masyarakat. Kalau misalnya jadwal kereta api telat, bisa diumumkan langsung di informasi stasiun, ngomong apa adanya saja, gak usah ditutup-tutupi. Kalau memang karena gangguan sinyal atau ada gangguan kereta ya sampaikan saja," urai dia.
"Jangan kayak di pesawat, terlambat berjam-jam bilangnya karena ada gangguan operasional. Semua pasti karena itu penyebabnya, tapi itu bukan penjelasan namanya," imbuh Dahlan.
Informasi secara detail tersebut menurutnya sangat berguna untuk masyarakat, dibanding selalu memberi penjelasan manis yang akhirnya justru membuat masyarakat tambah geram bila menunggu terlalu lama.
"Jadi lebih baik diumumkan secara jelas, supaya dia bisa atur waktu. Misalnya, kereta telat 1 jam, nah kalau sudah dikasih tau telatnya satu jam, mereka kan bisa menghandle waktunya sendiri selama menunggu itu," pungkas pria yang kerap mengenakan sepatu kets ini.(chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... SKK Migas Telusuri Blok Apel
Redaktur : Tim Redaksi