"Secara institusi kehadiran SPS saat ini bersifat membantu penerbit yang mau maju dan serius dalam memperbaiki setiap kesalahan," ujar Dahlan Iskan, dihadapan para penerbit suratkabar dari seluruh Indonesia dalam acara Jambore Pers Indonesia 2009, bertema "Masa Depan Pers Indonesia: Tantangan Ekonomi, Politik dan Teknologi", di gedung Antara, Jakarta, Rabu (19/8).
Sikap tegas SPS untuk mengambil posisi sebagai institusi membantu, lanjut Dahlan Iskan, merupakan jawaban terhadap tuntutan masyarakat tentang kehadiran pers saat ini yang setiap saat bisa mati dan bisa hidup
BACA JUGA: Turunkan Kemiskinan, SBY Banggakan Daerah
"Kalau ingin hidup, harus melakukan perubahan internal setiap saat."Dahlan Iskan menjelaskan posisi SPS sebagai membantu penerbit yang mau maju itu boleh saja disikapi dengan setuju atau tidak setuju
"Bagi penerbit pers yang ingin maju hendaknya melakukan sebuah deklarasi bahwa institusinya adalah koran yang serius dan tidak boleh salah
BACA JUGA: Standing Applause DPD Buat JK
Jika ada salah segera untuk memperbaikinyaKetua Umum SPS itu juga meminta agar setiap perusahaan segera memiliki sistem rekrutmen, memasukan Kode Etik Jurnalistik dalam peraturan perusahaan dan sistem penggajian karyawan pers minimal 5 kali di atas gaji upah minimum regional.
Selain menggelar acara Jambore Pers Indonesia 2009, SPS juga akan melangsungkan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Serikat Penerbit Suratkabar yang akan berlangsung Kamis (20/8) di Jakarta
BACA JUGA: Didesak, Pusat Ekonomi di Perbatasan
(fas/JPNN)BACA ARTIKEL LAINNYA... Teleprompter Mati, Pidato SBY Terhenti
Redaktur : Tim Redaksi