JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menilai para importir daging sapi di Indonesia mengantongi untung banyak. Pasalnya, harga daging sapi di Singapura hanya Rp 45 ribu per kilogram (Kg), sedangkan di Indonesia mencapai Rp 90 ribu per Kg.
Lalu mengapa harga daging di Indonesia jauh lebih mahal? Menurut Dahlan, dirinya telah melakukan diskusi dengan beberapa profesor dari berbagai universitas seperti UI, UNDIP, UGM, dan UNSOED. Kesimpulannya, daging sapi di Indonesia mahal karena kelangkaan anak sapi yang menjadicelah bagi importir untuk memanfaatkan kondisi itu.
"Semua sepakat kurangnya anak sapi menjadi problem yang pokok diselesaikan. Dengan harga sapi seperti itu, membuat importir daging untung sangat besar. Di Singapura Rp 45 ribu per kg," ucap Dahlan di kantornya, Jakarta, Senin (25/2).
Kata Dahlan, untuk mengatasi hal itu memang harus dilakukan importasi. Namun Dahlan menyayangkan tindakan importir yang memakan untung besar.
Sementara para peternak sapi, kata Dahlan, tetap tak bisa mengeruk keuntungan. "Sayangnya keuntungan importir yang besar sekali itu hanya dinikmati orang yang tidak berjasa dalam menggalakkan sapi (importir)," sesalnya.
Mantan Dirut PLN ini mencurigai ada beberapa pihak yang sengaja ingin memanfaatkan importir ini. Namun dia enggan menyebut pihak yang bermain tersebut. (chi/jpnn)
Lalu mengapa harga daging di Indonesia jauh lebih mahal? Menurut Dahlan, dirinya telah melakukan diskusi dengan beberapa profesor dari berbagai universitas seperti UI, UNDIP, UGM, dan UNSOED. Kesimpulannya, daging sapi di Indonesia mahal karena kelangkaan anak sapi yang menjadicelah bagi importir untuk memanfaatkan kondisi itu.
"Semua sepakat kurangnya anak sapi menjadi problem yang pokok diselesaikan. Dengan harga sapi seperti itu, membuat importir daging untung sangat besar. Di Singapura Rp 45 ribu per kg," ucap Dahlan di kantornya, Jakarta, Senin (25/2).
Kata Dahlan, untuk mengatasi hal itu memang harus dilakukan importasi. Namun Dahlan menyayangkan tindakan importir yang memakan untung besar.
Sementara para peternak sapi, kata Dahlan, tetap tak bisa mengeruk keuntungan. "Sayangnya keuntungan importir yang besar sekali itu hanya dinikmati orang yang tidak berjasa dalam menggalakkan sapi (importir)," sesalnya.
Mantan Dirut PLN ini mencurigai ada beberapa pihak yang sengaja ingin memanfaatkan importir ini. Namun dia enggan menyebut pihak yang bermain tersebut. (chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 63 PDAM Sakit Belum Mau Direstrukturisasi
Redaktur : Tim Redaksi