Di PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau, program PLN tersebut menyentuh hampir seluruh wilayah Riau. Hal tersebut berdampak pada daftar tunggu calon pelanggan PLN hingga ke titik nol di awal tahun 2011 itu.
Pada program sejuta sambungan tahap pertama di akhir 2010, di PLN WRKR terealisasi sambungan kepada 35,266 pelanggan. Sedangkan pada gerakan sejuta sambungan tahap kedua, Februari 2011 terealisasi 199.544 pelanggan.
General Manager PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau, Djoko R Abumanan mengatakan banyak kemajuan yang dialami PLN saat kepemimpinan Dahlan Iskan. "Pada prinsipnya program berencana dan berkesinambungan khusus untuk Riau dan Kepulauan Riau banyak perubahan dengan kepemimpinan beliau," kata Djoko pada wartawan, Rabu (31/10).
Dari data PLN diketahui sejak Dahlan Iskan menjabat sebagai Dirut PLN, jaringan listrik dibangun mulai dari perbatasan Riau dan Jambi sampai Riau dan Sumatera Utara.
"PLN menjahit jaringan listrik untuk distribusi dari perbatasan Jambi sampai batas Barat, Timur, Utara dan Selatan. Pembangkit berbahan bakar minyak juga perlahan-lahan diganti dengan PLTU dan PLTG," kata Djoko.
Sejak September 2010 sampai November 2011, Rasio Elektrifikasi di Riau dan Kepulauan Riau meningkat drastis. Di wilayah Kepulauan Riau, Rasio Elektrifikasi meningkat dari 56,26 persen menjadi 71,62 persen. Sementara untuk Riau sendiri, meningkat dari 44,23 persen menjadi 53,95 persen.
Capaian ini tentunya didukung dengan pembangunan pembangkin-pembangkit. Mulai dari pembangkit yang disewa dan pembangkit PLTA dan PLTG. Pembangkit dalam jangka pendek dilaksanakan sewa mesin pembangkit 52 Megawat. Di Gardu Induk Teluk Lembu Pekanbaru, disewa mesin 40 MW. Di Gardu Induk Pernama Dumai, disewa 40 MW.
Untuk jangka panjang, PLN juga mengoperasikan PLTU skala kecil di Tembilahan 2x7 MW. Gagasan pembangunan pembangkit PLTU di Tenayanraya Pekanbaru 2x100 MW juga digagas di zaman kepemimpinan Dahlan Iskan.
Di Lirik Kabupaten Indragiri Hulu, PLN juga menyewa PLTMG 20 MW. Sedangkan di Duri Kabupaten Bengkalis, dibangun PLTG 100 MW dan sedang berjalan. Dengan pembangunan dan sewa pembangkit tersebut, semakin banyak desa-desa yang teralirkan listrik.
Bahkan PLN mencatat desa-desa di Riau yang sudah tersalurkan listrik ditahun 2010 sebelum Dahlan menjabat yaitu di Rokan Hulu hanya empat desa, di Rohil hanya enam desa, di Kuantan Singingi hanya delapan desa, di Inhu hanya dua desa saja dan di Kampar hanya tiga desa saja.
Namun saat Dahlan memimpin PLN, di Rokan Hilir ada sembilan desa yang mengalir listrik. Di Kuantan Singingi ada 24 desa yang teralirkan listrik. Di Inhu ada sembilan desa yang teralirkan listrik, di Rokan Hulu ada sembilan desa.
Bahkan dua kabupaten yang selama ini mendapatkan listrik lebih mahal dari pihak swasta bisa menikmati listrik dari PLN yaitu tiga desa di Siak Sri Indrapura dan dua desa di Kabupaten Meranti telah menikmati listrik murah dari PLN.
Dimasa Dahlan Iskan juga, PLN merasakan penghematan dengan membangun pembangkit-pembangkit yang tidak menggunakan bahan bakar minyak. Bahkan penghematan ini sampai milyaran rupiah seperti PLTMG Lirik dengan menggunakan gas dari Jambi Merang 4 MMBTUD yang setara dengan pembangkit 20 Megawat. Pembangkit ini bisa menghasilkan 480.000 KWH setiap harinya.
Jika dioperasikan dengan menggunakan bahan bakar solar bisa menghabiskan 129,600 liter per hari. Jika dikonversi dalam bentuk rupiah dengan harga solar Rp9 ribu. PLN harus mengeluarkan Rp1,166 miliar perhari.
Tapi PLTMG Lirik ini dioperasikan dengan gas, jika gas dihitung dengan kurs 1 MM seharga 5,40 USD maka PLN hanya mengeluarkan dana
Rp258 juta sehari untuk menghasilkan 480.000 KWH.
Saat memberikan data penghematan yang dilakukan PLN tersebut, Senior Enginering Pengembangan Sistem Bidang Perencanaan PLN WRKR, Ranfit Mansyur mengatakan hanya 20 persen dana yang terpakai. "78 persen dari 1,166 miliar bisa dihemat," kata Ranfit. (rul)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mendagri Minta Kepala Daerah Aktif Cegah Konflik
Redaktur : Tim Redaksi