TASIK – Menteri Badan Usaha Miliki Negara (BUMN) Dahlan Iskan ngobrol bareng Cepot tadi malam (8/6). Obrolan tentang pangan dan kemiskinan itu disaksikan lebih dari empat puluh ribu penggemar wayang golek yang datang ke Jalan Otista Kota Tasikmalaya.
Selain disaksikan puluhan ribu di Jalan Otista, obrolan Dahlan Iskan dan Cepot juga disaksikan penonton Radar Tasikmalaya TV, karena pagelaran Wayang Golek Jaga Jagad dengan dalang Asep Sunandar Sunarya itu disiarkan secara langsung.
Cepot membuka dialognya dengan mengucapkan terima kasih kepada Dahlan Iskan yang mau menyempatkan waktu bertatap muka dengan masyarakat Tasikmalaya. "Masih muda Bapak, cakep lagi,” ungkap Cepot kepada Dahlan disertai dengan gelak tawa dari Dahlan Iskan.
Mengawali interaksinya dengan Dahlan Iskan, Cepot ingin mengetahui tentang kontribusi dari Dahlan Iskan terhadap bangsa Indonesia dan apa yang tengah digarap. ”Apa kontribusi Bapak terhadap masyarakat?” tanya Cepot kepada Dahlan.
Dahlan Iskan menjelaskan dirinya tengah menggarap tentang persoalan pangan. Bulog, jelas dia, tengah giat-giatnya membeli beras dari hasil panen para petani Indonesia. Hasilnya, sudah terkumpul beras sebanyak dua juta ton untuk masyarakat. Berbeda dengan tahun lalu. Kata dia, tahun Indonesia mengimpor beras dari luar negeri sampai 1,7 juta ton. Hal ini membuat malu bangsa Indonesia. “Mudah-mudah tahun ini tidak impor lagi. Kalau toh impor tinggal sedikit lagi saja,” jelas Dahlan.
Setelah mendapatkan penjelasan tentang pangan, Cepot kemudian menanyakan tentang manufacturing hope. ”Ada yang ingin saya tahu mengenai manufacturing hope. Itu apa maksud dan tujuan manufacturing hope itu?” tanyanya seraya diiringi gelak tawa para penonton.
Kemudian Dahlan Iskan memberikan penjelasan dengan mengambil gambaran tentang kemiskinin. Menurut dia mulai tahun ini hingga 10 tahun yang akan datang, ada 10 problem yang harus dipecahkan. ”Satu problem kemiskinan, kedua problem kemiskinan, ketiga problem kemiskinan, keempat problem kemiskinan. Itu sampai kedelapan itu problem kemiskinan,” kata Dahlan.
Jadi, kata dia, mulai tahun ini hinggi 10 tahun yang akan datang semua elemen harus bergerak mengentaskan persoalan kemiskinan. Tapi, untuk mengentaskan kemiskinan itu harus diberi harapan. ”Kalau dalam bahasa Inggris (harapan itu), hope. Bukan hope (heup) berhenti bukan,” ujarnya. ”Itu mah heup atuh Pak,” timpal Cepot seraya diikuti tawa puluhan ribu penonton.
Dahlan menjelaskan kalau harapan itu tidak diberikan kepada orang miskin, maka orang miskin itu frustrasi, putus asa dan tidak memiliki kepercayaan diri. Jadi kalau diberi harapan bahwa Indonesia ini sudah maju, sudah luar biasa. ”Saya dulu sangat miskin sekali,” kisahnya.
Dahlan mengisahkan latar belakang orang tuanya adalah bekerja sebagai buruh tani dan tukang kayu. Bahkan hingga kelas dua SMA dirinya tidak memiliki sepatu. Tapi, kata dia, miskin dulu dengan miskin sekarang berbeda. Walaupun misikin, dirinya dulu tidak pernah merasa menderita. Karena hampir semua orang miskin. ”Miskin sekarang ini sudah mengandung unsur keadilan,” papar dia. Jadi, kata dia, persoalan kemiskinan ini, harus benar-benar dipecahkan bersama-sama dari mulai tahun ini hingga masa yang akan datang.
Pagelaran wayang bersama Dahlan Iskan, ini juga dihadiri Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Gupuh Setiyono SIK, Wakapolres Tasikmalaya Kompol Mahyudin, Dandim 0612 Tasikmalaya Letkol Inf M Muchidin dan KH Abdul Aziz Affandi, pimpinan Ponpes Miftahul Huda, Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya.
Sebelum ngobrol dengan Cepot, Dahlan mendapatkan hadiah wayang golek Arjuna dari Asep Sunandar Sunarya. Dahlan juga membuka pagelaran wayang golek yang dilaksanakan Radar Tasikmalaya Group (Grup JPNN) ini. Dahlan kemudian meninggalkan lokasi dan menuju Ponpes Miftahul Huda. Menteri yang asalnya wartawan ini pun menginap di salah satu pondok pesantren besar ini. (snd)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jangan Sampai Muncul Anggapan, Ada Upaya Musnahkan Orang Papua
Redaktur : Tim Redaksi