SURABAYA-Dahlan Iskan nampaknya sedang giat untuk merealisasikan swasembada gula pada tahun 2014. Menteri BUMN itu terus melakukan lawatan ke pabrik-pabrik milik pemerintah untuk mencari solusi.
Setelah, mengadakan sidak PT Madu Baru, PG-PS Madukismo pada tanggal minggu lalu (13/5), dia juga mengadakan inspeksi ke Pabrik Gula Candi Baru Sidoarjo kemarin (17/5). Yang menarik, Dahlan ternyata menantang para petani tebu disana untuk menaikkan rendemen gula yang tahun lalu berkutat di angka rata-rata 7,3.
Dalam diskusi yang dilaksanakan seusai inspeksi dahlan, Ketua DPC Sidoarjo APTRI Slamet Rendemen mengeluarkan unek-unek. Dia menyesalkan kualitas rendemen di indonesia. "Kami lihat rendemen di luar negeri sudah sampai 15-16 persen. Sedangkan rendemen indonesia hanya 7 persen," katanya.
Penyebab utamanya, lanjut dia, adalah kinerja pabrik gula yang tak efisien. Menurtnya, pabrik gula di luar negeri adalah pabrik yang dibangun antara tahun 1975-1990. sedangkan, pabrik gula di indonesia sudah dari jaman belanda. "Kalau ingin swasembada gula terwujud. Kami harap pabrik ini direvitalisasi," ucapnya.
Mendengar pernyataan itu, Dahlan terlihat penasaran. Dia mempertanyakan perhitungan dari petani mendapatkan rendemen 16 persen. Dia mengambil contoh dengan brix yang baru diukurnya sendiri saat inspeksi di pabrik. "Kalau brix tebu 22 rendemen idealnya berapa?" tanya dia. Orang yang hadir pun menjawab 9 persen. Dahlan lalu bertanya lagi, tebu dengan brix berapakah yang harus diproduksi untuk mendapat rendemen 16 persen "Berarti, sekitar 36 kan?" tanya Dahlan memastikan.
Jika petani, lanjut dia, bisa memproduksi tebu dengan kadar brix tersebut dahlan siap merevitalisasi besar-besaran pabrik gula tersebut. Dia mengaku tak kan ragu untuk melakukan perombakan pabrik jika rendemen bisa meningkat sedemikian rupa.
"Kalau harus saya bongkar tahun depan. Saya akan lakukan," ujarnya. Namun, petani yang menghadiri acara tersebut juga tak bisa menjawab dengan pasti. Dahlan pun langsung menanggapi dengan cepat. "Tapi kalau beda angka cuma satu atau dua, kami harus lihat dulu bagaimana efisiensi di pabrik gula," katanya.
Dahlan mengatakan, saat ini dia juga mencoba untuk memaksimalkan produksi gula melalui pabrik yang dinaungi kementrian BUMN. "Musim giling ini kami harus mengikat management pabrik. Karena memperlakukan perusahaan itu seperti mempelakukan istri. Tidak boleh sembarangan," ungkapnya.
Menurutnya, semua upaya revitalisasi tak akan berhasil jika dalam bisnis tersebut masih banyak praktek kotor baik dari pihak pabrik maupun dari petani. "Setelah moral dibenahi, baru investasi akan dilakukan secara bertahap," jelasnya. (bil)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Korea Incar Investasi Teknologi Tinggi
Redaktur : Tim Redaksi