jpnn.com, JAKARTA - Survei Indonesia Elections and Strategic (indEX) Research menunjukkan hal yang tak terduga.
Partai besutan Grace Natalie mampu menaklukkan elektabilitas sejumlah partai besar, hingga berpeluang menjadi kuda hitam di Pemilu 2024 mendatang.
BACA JUGA: Anak Buah AHY Sadar Enggak, Meragukan Intelektualitas Yusril Sama dengan Menyerang SBY?
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) berada di urutan keenam dengan elektabilitas 5,2 persen.
PSI berhasil mengungguli Partai Keadilan Sejahtera (5 persen).
BACA JUGA: Hasil Riset, Banyak ASN Terindikasi Radikal dan Intoleran
Kemudian Partai NasDem 3,8 persen, PPP 2,3 persen, Partai Ummat 1,5 persen, PAN 1,3 persen, Hanura 0,8 persen.
Peneliti indEX Research Hendri Kurniawan menyebut peta kekuatan empat besar partai politik makin merata.
BACA JUGA: Muncul Peradangan Pada Otot Jantung, Pemberian Vaksin COVID-19 Merek ini Dihentikan
Partai Demokrat memantapkan diri dengan menembus elektabilitas dua digit.
Temuan survei Indonesia Elections and Strategic (indEX) Research itu menunjukkan elektabilitas Demokrat mencapai 10,6 persen.
Sebelumnya, posisi papan atas hanya dikuasai tiga parpol, yaitu PDIP, Gerindra, dan Golkar.
PDIP masih unggul tetapi elektabilitasnya turun di bawah 20 persen, kini hanya 17,8 persen.
Disusul Gerindra sebesar 13,9 persen.
Golkar masih berada pada peringkat keempat setelah sebelumnya tersalip Demokrat dengan elektabilitas 8,7 persen.
"Persaingan empat besar partai politik makin kompetitif, sedangkan pada papan tengah PSI menjadi kuda hitam," kata Hendri Kurniawan dalam keterangannya, Kamis (7/10).
Menurut Hendri, meratanya kekuatan pada posisi empat besar membuka peluang kompetisi dalam membangun poros koalisi untuk mengusung pasangan calon presiden/wakil presiden.
PDIP dan Gerindra sebagai dua parpol utama di kubu pemerintah masih menjagokan masing-masing tokohnya, yaitu Prabowo Subianto dan Puan Maharani.
"Ganjar Pranowo masih sulit didukung PDIP yang dikuasai oleh trah Soekarno," kata Hendri.
Poros berikutnya adalah Golkar yang menjagokan ketua umumnya Airlangga Hartarto.
Hanya saja, menurut dia, elektabilitas Airlangga masih sangat rendah.
"Golkar tampak sedang menjajaki koalisi dan mencari figur dengan elektabilitas yang tinggi," ucap Hendri.
Di luar kubu pemerintah, poros oposisi potensial digalang oleh Demokrat.
Partai ini akan mengusung ketua umumnya Agus Harimurti Yudhoyono sebagai peserta Pilpres 2024.
Selain itu, kata dia, dengan menggaet figur lain dan koalisi untuk memenuhi presidential threshold (ambang batas presiden).
Parpol-parpol papan tengah berpeluang menjadi mitra koalisi dari ketiga poros tersebut.
PKB memimpin dengan elektabilitas 5,8 persen, disusul PSI dengan 5,2 persen, dan PKS sebesar 5,0 persen.
"PSI memantapkan diri di atas parliamentary threshold (ambang batas parlemen) 4 persen," kata Hendri.
Sejumlah parpol lain berada di papan bawah dengan elektabilitas di bawah 1 persen atau kecil peluangnya bisa lolos ambang batas parlemen jika memperhitungkan margin of error.
Yaitu Hanura (0,8 persen), Perindo (0,7 persen), PBB (0,5 persen), Berkarya (0,3 persen), PKPI (0,2 persen), dan Garuda (0,1 persen).
Dia menyebut parpol baru Masyumi Reborn nihil dukungan.
Belakangan, kata dia, bermunculan parpol-parpol baru lain.
Akan tetapi secara keseluruhan hanya didukung 0,8 persen.
Sisanya, konstituen menyatakan tidak tahu/tidak jawab (19,6 persen).
Survei Index Research dilakukan pada 21—30 September 2021 terhadap 1.200 orang responden mewakili seluruh provinsi di Indonesia.
Survei dilakukan melalui telepon kepada responden yang dipilih acak dari survei sebelumnya sejak 2018.
Margin of error plus minus 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.(Antara/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Ken Girsang