Dahulu Dibentak-bentak Dosen, Kini Jadi Presiden

Selasa, 19 Desember 2017 – 18:34 WIB
Presiden Joko Widodo. Foto: Dok. JPNN.com

jpnn.com, SLEMAN - Presiden Joko Widodo bersilaturahmi dengan sejumlah dosen, alumni dan mahasiswa Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Selasa (19/12). Silaturahmi digelar setelah Jokowi -panggilan kondangnya- menyampaikan kuliah umum pada Dies Natalis ke-68 UGM di Bulaksumur, Yogyakarta.

Suasana silaturahmi berlangsung dengan akrab dan penuh canda. Jokowi yang merupakan lulusan Fakultas Kehutanan UGM juga masih teringat para dosen yang pernah mengajarnya.

BACA JUGA: Jokowi Awali Blusukan ke Enam Provinsi dari Yogyakarta

"Yang pertama saya sampaikan penghargaan setinggi-tinggiya, kepada dosen pembimbing saya, Pak Kasmujo. Beliau itu waktu membimbing saya, seingat saya galak sekali," ujar Jokowi.

Tawa pun menggema. Selanjutnya, Jokowi meminta Kasmujo naik ke panggung.

BACA JUGA: Oposan Presiden Jokowi akan Terus Menggunakan Isu Palestina

Mantan wali kota Surakarta itu sembari mengenang masa-masa perkuliahan dahulu, juga menyampaikan terima kasih atas bimbingan dosennya. Meski Kasmujo berkali-kali membuat Jokowi bolak-balik berkonsultasi untuk menyelesaikan skripsinya.


"Saya lupa berapa kali bolak-balik. Begitu maju, dibentak disuruh balik. Sekarang alhamdulillah, atas bimbingan Pak Kasmujo selesai skripsi saya," kenangnya.

BACA JUGA: Jokowi: Saingan Berat Golkar hanya PDIP

Jokowi juga menceritakan cita-citanya untuk bisa bekerja di Perum Perhitani seperti halnya teman-temannya lulusan Fakultas Kehutanan UGM. Namun, lamaran Jokowi tak diterima.

"Saya mendaftar tidak diterima, diterimanya jadi presiden," canda Jokowi disambut tawa para dosen, alumni dan mahasiswa yang hadir.

Pada kesempatan itu Jokowi menitipkan pesan agar pengelolaan hutan di Indonesia dapat menjadi lebih baik. Menurutnya, Norwegia bisa dijadikan contoh.

Negara yang memiliki banyak kandungan tambang itu justru mengandalkan pendapatannya dari sektor kehutanan. Jokowi juga membandingkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) yang punya anggaran besar, tapi tidak membuahkan hasil berupa hutan jadi seperti halnya Wanagama di Gunungkidul, DIY dan Hutan Getas-Ngandong di perbatasan Jawa Tengah - Jawa Timur.

"Anggaran di LHK itu besar sekali. Jika kita tidak bangun hutan-hutan itu, nanti hutan konservasi habis. Kita bisa tetapi tidak mau mengerjakan," sebut Jokowi.(fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Sempat Tanya, Ada Caketum Golkar Selain Airlangga?


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler