jpnn.com - MUNGKID – Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang pendidikan kembali tidak bisa terserap maksimal. Pada tahun 2014, DAK pendidikan telah menumpuk sebesar Rp 200 miliar. Hingga kini, yang terserap tidak lebih dari separuh.
Sekretaris Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga ( Disdikpora) Kabupaten Magelang Mushowir mengatakan, serapan DAK baru mulai berlangsung tahun 2014 dengan target lebih dari Rp 50 miliar. Namun, yang dilaksanakan baru di tingkat pendidikan dasar (dikdas).
BACA JUGA: Itjen Gali Informasi Korupsi Buku
”Yang tingkat sekolah menengah atas belum dilaksanakan karena suatu dan lain hal,” ungkap Mushowir, dilansir Radar Jogja (Grup JPNN.com), Sabtu (3/1).
Dia melanjutkan, sampai saat ini belum semua sekolah bisa melaksanakan realisasi DAK. Mengingat tidak semua sekolah siap untuk menerimanya.
BACA JUGA: Pungutan Liar di SMAN 15 Surabaya, Mutasi Siswa Dipatok Rp 40 Juta
”Tidak semua sekolah siap melaksanakan DAK. Baik karena alasan panitia, dokumen, maupun lainnya,” imbuhnya.
Hingga 2014, akumulasi DAK bidang pendidikan sebesar Rp 200 miliar. Hingga akhir Desember lalu, bidang dikmen (pen-didikan menengah) yang meliputi sekolah menengah kejuruan (SMK) dan sekolah menengah atas (SMA) sama sekali tidak melaksanakan kegiatan menggunakan DAK.
BACA JUGA: Wakasek Terima Suap, Kepsek Diseret
Hanya bidang pendidikan dasar (dikdas) yakni sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) yang melaksanakan sejumlah kegiatan dengan dana DAK.
Kepala Bidang Pendidikan Dasar Disdikpora Kabupaten Magelang Haryono menjelaskan, kegiatan yang dilaksanakan menggunakan DAK berupa pembangunan fisik. Antara lain, rehab sedang, rehab berat, pembangunan ruang perpusta-kaan, ruang kelas baru, ruang lab IPA, ruang lab komputer, dan ruang lab bahasa.
”Total ada 1.426 ruang yang sudah dibangun dengan menggunakan DAK Pendidikan. Paling banyak berupa rehab ruang kelas,” jelas Hary-ono.
Dia menyebutkan, bidang dikdas menargetkan realisasi DAK sebesar Rp 101 miliar tahun ini untuk pembangunan fisik. Namun, dari target tersebut, hanya terealisasi atau terserap sebesar Rp 98 miliar. Masih ada sisa Rp 3 miliar yang tidak terserap.
Tidak tercapainya target pembangunan fisik tersebut karena ada sejumlah sekolah yang sudah dibangun menggunakan bantuan dana dari APBD Kabupaten maupun bantuan dari pusat.
”Sehingga dana dari DAK yang seharusnya dialokasikan untuk sekolah tersebut, jadi tidak terserap,” ungkapnya.
Selain pembangunan fisik, dikdas juga menggunakan DAK Pendidikan untuk pengadaan buku Kurikulum 2013. Namun, Haryono enggan menyebutkan berapa total anggaran yang terserap untuk kegiatan tersebut, berikut target realisasi DAK untuk pengadaan buku.
”Cuma sedikit kok, karena hanya beberapa sekolah yang merupakan pilot project K 13 dan harus menggunakan buku kurikulum tersebut. SD-nya cuma 10 sekolah dan SMP ada 6 sekolah,” katanya.
Haryono menjelaskan, sisa dana DAK yang tidak terserap tahun ini akan masuk dalam Silpa APBD. Harapannya, bisa digunakan pada 2015. Sehingga DAK Pendidikan bisa terserap sesuai target dan rencana.
Seperti diketahui, total DAK yang belum terserap sejak 2010 lalu sekitar Rp 200 miliar. Angka tersebut merupakan akumulasi sisa DAK 2010 Rp 49 miliar, DAK 2011 sebanyak Rp 43,5 miliar, DAK 2012 ada Rp 75 miliar, ditambah DAK 2013 sebesar Rp 30 miliar.
Jumlah tersebut sempat terserap sebesar Rp 54 miliar untuk kegiatan pembangunan fisik. Sesuai ketentuan yang berlaku, kegiatan dilaksanakan dengan pola swakelola.(ady/hes/ong)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kelulusan Siswa Full dari Ujian Sekolah
Redaktur : Tim Redaksi