Dakwah Keluarga Uje Tayang Tiga Hari

Jumat, 28 Juni 2013 – 13:51 WIB
KEHADIRAN sinetron dan mini seri religi mulai menyambut datangnya Ramadan. Salah satunya, Kami Rindu Ayah, yang dibintangi keluarga almarhum ustad Jefry Al Buchori atau Uje. ”Kami Rindu Ayah ini mini seri yang mengangkat kehidupan anak-anak, istri tercinta, setelah ditinggal almarhum,” ujar Nasrul Warid, produser mini seri seperti dilansir INDOPOS (JPNN Group), Jumat (28/6).

Istri Uje, Pipik Dian Irawati, dan ketiga anak mereka yakni Adiba Khanza Az-Zahra, Mohammad Abidzar Al-Ghifari, dan Ayla Azuhro menjadi bintang utamanya. Ibunda Uje, Tatu Mulyana, pun ikut terlibat dalam tontonan yang akan ditayangkan pada awal Ramadan tersebut. ”Nggak hanya mereka saja, akan ada beberapa sahabat Uje yang terlibat,” katanya.

Nasrul mengungkapkan, mini seri tayang di SCTV selama tiga hari mulai 6 Juli itu menceritakan kesedihan Adiba dan Abidzar yang kehilangan sosok ayah yang selama ini menjadi panutan. Sebab, banyak pelajaran hidup yang diberikan sang ayah semasa hidupnya, mulai urusan beribadah hingga bersosialisasi. ”Bukan hanya sekadar drama, tetapi serial ini penuh dengan nilai dakwah,” ucapnya.

Kesedihan yang sama dirasakan istri, anak bungsu, dan ibunda Uje. Namun, suasana hati itu tidak mempengaruhi aktivitas mereka sehari-hari. Kebersamaan membuat mereka bisa tegar menghadapi kenyataan tersebut. ”Bagaimana seorang nenek memberikan support dan motivasi kepada cucu-cucunya dengan nilai –nilai, akan menjadi tontonan yang menarik,” tuturnya.

Tak sekadar mengumbar kesedihan, lanjut Nasrul, Kami Rindu Ayah diakuinya lebih menonjolkan nilai-nilai positif. Misalnya, keikhlasan dan ketegaran Adiba, Abidzar, dan Ayla yang ditinggal ayahnya saat usianya mereka terbilang kecil. ”Termasuk langkah awal Adiba dalam meniti karirnya sebagai seorang penyanyi, ada dalam serial ini,” terangnya.

Dia menambahkan, bukan hanya sebagai pemain, keluarga Uje terlibat langsung dalam penggarapan skenario yang ditulis Dilovia Kahl. Bahkan, Pipik diakuinya sempat merevisi episode pertama. ”Setiap episode, Mbak Pipik selalu membaca skenario. Dan skenario episode pertama sempat direvisi beliau,” ungkapnya.

Namun, tak seperti ketiga anaknya dan mertuanya, scene Pipik tidak banyak. Mantan model asal Semarang, Jawa Tengah itu hanya muncul di episode terakhir. ”Mbak Pipik hanya terlibat di episode terakhir, dan itu tidak terlalu banyak,” katanya.

”Sinetron ini baik sekali, ada dakwahnya di dalam. Seperti membangunkan Adiba untuk shalat Subuh yang dimulai dengan membaca doa. Bahkan, kru yang tidak pernah tahu pun mulai membaca doa setelah bangun tidur. Jadi, bermanfaat bagi jamaah yang lain karena di sinetron ini saya bisa berdakwah,” timpal Tatu Mulyana. (ash)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Wulan Guritno Rindu Kenangan Ramadan

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler