Wulan Guritno Rindu Kenangan Ramadan

Jumat, 28 Juni 2013 – 10:05 WIB
Wulan Guritno. Foto: Dok/JPNN
SUTRADARA sekaligus pemain film, Wulan Guritno sudah tidak sabar menanti datangnya bulan Ramadan. Baginya ada beberapa momen yang dirindukan yang membuatnya selalu merasakan indahnya bulan puasa.

"Menginap di rumah Eyang, tumpuk-tumpukan yang karpet digelar. Kadang-kadang sehabis teraweh malas pulang, ya udah menginap di rumah Eyang. Sahur bersama keluarga, sama teman. Waw.. nikmat," ujarnya bersemangat saat ditemui di Darmawangsa Square, Jakarta.

Baginya makanan sesederhana kolak mempunyai rasa yang berbeda jika dimakan selain di bulan puasa. "Kolaknya pun kalau dibuat sekarang sih bisa-bisa saja ya, cuma rasanya berbeda. Karena suasananya itu kan. Apa namanya, rasa manisnya berbeda karena habis puasa," jelasnya sambil tertawa.

Ketika datang waktu berbuka puasa, istri dari Adilla Dimitri itu mengaku tidak suka jika langsung memakan nasi. "Selera saya sama Dila beda, kalo Dila itu sukanya buka itu langsung (makan) nasi. Saya enggak bisa, kalau saya harus yang manis-manis. Itu kan sudah kenyang sekali, baru nanti habis salat tarawih. Kalau enggak habis shalat Isya, makan dulu buru-buru," jelasnya.

Namun untuk hal rasa makanan, suami istri yang menikah pada Maret 2009 itu mempunyai selera yang sama. "Kita sama-sama enggak suka makanan pedas, jadi kita aman lah kalau di bulan puasa. Soalnya itu juga buat kita cepat haus ya," tambahnya.

Di bulan yang dinanti oleh umat muslim itu, Wulan mengaku justru godaan yang paling sulit adalah menahan rasa dahaga di tengah kegiatan keartisannya. "Cobaan terberat, mungkin haus kali ya, soalnya kan pekerjaan saya kan mengoceh kan. Dalam artian kalau sedang syuting, dialog, terus kadang-kadang kita enggak bisa all out (total). Dalam artian kita memang aktingnya all out tapi kadang ada kebutuhan yang kita mesti marah-marah," jelas perempuan berdarah Inggris tersebut.

Di samping itu soal mendidiknya untuk menjalankan ibadah puasa, dirinya mengaku tidak memaksakan anaknya untuk berpuasa jika memang belum waktunya untuk berpuasa. "Kalau dulu Syaloom, waktu itu saya mulai memperkenalkan waktu dia SD. Kalau enggak salah kelas 2 atau 3, sahur ikut dibangunin, dia ikut sahur. Tapi kalau nanti jam 10 atau jam 12 dia lapar mau makan lagi terserah, aku enggak paksa. Memang belum waktunya juga, yang penting dia tahu apa maksudnya bulan Ramadan, dan apa itu salat, apa itu puasa," tutupnya. (CR-1)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Rekrut Asisten dari Follower di Twitter

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler