jpnn.com, BOYOLALI - Intensitas penggembungan atau deformasi Gunung Merapi makin cepat.
Masyarakat di lereng Merapi diminta tetap waspada.
BACA JUGA: Satgas Covid-19 Pantau Pengungsi Gunung Merapi
Data terakhir dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta selama tiga hari terakhir, rata-rata per hari perubahan bentuk Gunung Merapi mencapai 18 sentimeter.
Laju deformasi ini jauh lebih tinggi dibandingkan sebelumnya yang hanya 2 cm per hari.
BACA JUGA: BPPTKG: Intensitas Gempa di Gunung Merapi Masih Tinggi
“Dari Pos Babadan juga sempat mendengar suara guguran dari puncak Merapi sebanyak empat kali,” kata Mujianto, relawan Jaring Merapi Selo, yang menyampaikan informasi resmi dari BPPTKG, seperti dikutip dari Radar Solo, Jumat (2/1).
Dia menyebut, meski kondisi Merapi terus meningkat, masyarakat yang tidak masuk kategori kelompok rentan masih beraktivitas seperti biasa.
BACA JUGA: Mbah Mijan Melihat Sejumlah Bencana Terjadi di 2021
Namun, mereka tetap meningkatkan kewaspadaan. Terutama saat malam hari.
“Warga tetap melakukan kegiatan ronda setiap malam. Jadi kalau terjadi sesuatu bisa melakukan evakuasi warga,” ujarnya.
Saat ini di tempat penampungan pengungsi sementara (TPPS) di Kecamatan Selo Boyolali terdapat 194 orang pengungsi. Sedangkan di TPPS Desa Tlogolele sebanyak 173 orang dan di Desa Klakah ada 21 orang.
“Di Desa Jrakah saat ini sudah tidak ada pengungsi yang menetap di TPPS Desa Jrakah,” ujarnya.
Sekdes Tlogolele Neigen Achtah mengatakan, pengungsi di TPPS Tlogolele dalam kondisi sehat. Mereka mendapatkan perhatian dari tim relawan. “Memang ada sebagian yang sudah kembali ke rumah, tetapi masih ada yang menetap di TPPS,” ujarnya. (wid/bun/ria)
Redaktur & Reporter : Adek