Dalam Jangka Panjang, LPKR Memiliki Potensi Bisnis yang Cerah

Selasa, 04 Februari 2020 – 12:53 WIB
Foto: lippokarawaci.co.id

jpnn.com, JAKARTA - Tren penurunan suku bunga yang diprediksi bakal kembali melandai tahun ini, sangat mendukung bisnis sektor properti.

Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta menilai, faktor pendorong bagi saham properti salah satunya kebijakan moneter dari pemerintah.

BACA JUGA: Omnibus Law Diprediksi Berdampak Positif bagi Bisnis Properti, termasuk LPKR

“Kami berharap, penurunan suku bunga acuan kembali terjadi. Sehingga dengan adanya kelonggaran moneter, ini bisa jadi jadi katalis positif. Pendorong lain, developer juga cenderung mengandalkan recuring income, ini akan tetap jadi andalan,” ucap Nafan Aji dalam siaran pers, Selasa (4/2).

Dia menyebut, saat ini dari sisi aset, hampir semua pengembang, termasuk LPKR (Lippo Karawaci) mengalami kenaikan. LPKR mampu meningkatkan aset karena menerapkan sejumlah inovasi di berbagai produk properti, sekaligus juga tetap komitmen melanjutkan setiap proyek, termasuk Meikarta.

BACA JUGA: Lanjar Nafi: LPKR Cukup Layak Masuk ke LQ45

“Saya pikir emiten properti mampu meningkatkan aset, karena kan mereka juga gencar melakukan inovasi. LPKR melanjutkan Meikarta, demi meningkatkan loyalitas konsumen,” ujar Nafan.

Dalam jangka panjang, LPKR juga memiliki potensi bisnis yang cerah. Dari sisi teknikal fundamental juga kuat. Meski dari sisi trading jangka pendek, menurut Nafan, kurang likuid. Namun, jika ingin mengoleksi untuk jangka panjang, investasi, saham LPKR tetap layak.

BACA JUGA: Terungkap Cara PNS Bernama Said Mendapatkan Gaji Ganda

“Untuk investasi panjang tidak masalah. Apalagi jika kebijakan pemerintah pro pasar properti, tentu positif untuk emiten properti, sehingga meski ada ketidakpatian global dengan penerapan kebijakan pro pasar, prospek sektor properti akan tetap positif,” ujar Nafan.

Kepala Riset Reliance Sekuritas Lanjar Nafi menambahkan, LPKR memiliki fundamental dan aset perusahaan sangat kuat, dibanding dengan saham-saham properti lain. Kinerja bisnis juga solid. Harga saham saat ini berada di P/Sales ratio 0.61x dan memiliki free float 52.95% sehingga cukup murah dan likuid.

Data BEI menunjukkan, Lippo Karawaci merupakan salah satu perusahaan properti terbesar yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan total aset USD 4 miliar per September 2019 dan kapitalisasi pasar USD 1,2 miliar per 31 Oktober 2019.

Selain mengembangkan enam proyek properti yang sedang berjalan, perseroan mengelola 51 mal dengan gross floor area 3,4 juta m2, serta jaringan 36 RS yang difasilitasi 3.666 unit tempat tidur.

Lippo Karawaci memiliki cadangan lahan (landbank) yang terdiversifikasi dengan izin pengembangan lebih dari 8.000 ha. Lahan seluas 1.461 ha yang tersebar di Indonesia menyediakan keperluan pengembangan di kemudian hari untuk jangka waktu lebih dari 15 tahun.

Dengan fundamental yang kuat, Lanjar optimis bahwa bisnis LPKR ke depan akan tetap cerah. Sektor properti akan tetap tumbuh, didukung kebijakan pemerintah juga kebijakan suku bunga yang relatif rendah.

Lanjar menilai, dalam jangka panjang ekonomi Indonesia juga akan terus tumbuh. Sejumlah sektor akan terdorong, salah satunya properti. Belum lagi proyek infrastruktur tetap berlanjut. Ini memberi sentimen positif. Emiten properti seperti LPKR bisa meraup untung.

Strategi bisnis yang jitu dikombinasikan dengan terus menguatnya permintaan di sektor properti memberikan sinyal positif bagi kinerja LPKR di tahun 2020.

LPKR juga terus mengalami peningkatan penjualan yang didorong oleh penjualan inventaris dan percepatan proses konstruksi berbagai properti baru yang sedang dibangun.

Diketahui, LPKR saat ini mengerjakan sejumlah proyek properti di daerah. Proyek tersebut diminati oleh pasar dan ditargetkan selesai tepat waktu untuk kemudian diserahkan ke konsumen.

Di tahun 2019, LPKR berhasil melakukan penjualan sebanyak Rp1,85 triliun. Realisasi penjualan tersebut lebih besar 23 persen dari target penjualan yang dicanangkan yaitu sebesar Rp1,5 triliun.

Lebih fantastis lagi, penjualan LPKR di kuartal keempat sebesar Rp707 miliar naik sebesar 132,6 persen dari penjualan di kuartal kedua sebesar Rp304 miliar. Hal ini mencerminkan momentum bisnis LPKR makin menguat dan juga overall demand pembeli makin kuat. (esy/jpnn)

 


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler