Dalami Radikalisme hingga ISIS, Dubes Prancis Sambangi PBNU

Senin, 13 Oktober 2014 – 22:46 WIB
Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Corrine Breuze, melakukan kunjungan kerja ke Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Senin (13/10). Foto: M Fathra Nazrul Islam/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Corrine Breuze, melakukan kunjungan kerja ke Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Senin (13/10). Kedatangannya untuk mempelajari cara mengatasi radikalisme dan terorisme, khususnya Negara Islam Iraq dan Syria (ISIS).

Corrine Breuze datang ke PBNU dengan didampingi Sekretaris Pertama di Kedutaan Besar Prancis, Jean-Louis Bertrand, serta seorang penerjemah. Kedatangannya diterima secara langsung oleh Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siroj, yang didampingi oleh Sekretaris Jenderal PBNU H. Marsudi Syuhud, serta Ketua Lembaga Ta’mir Masjid PBNU KH. Abdul Manan Ghoni.

BACA JUGA: KPAI Desak Polisi Tangkap Penyebar Video Bullying Anak SD

“Pertama-tama saya ucapkan terimakasih atas kesempatan bertamu ke NU. Seperti Bapak sampaikan tadi, sebagaimana tujuan kami datang ke sini, soal radikalisme dan terorisme, bagaimana seharusnya mereka diperlakukan?” tanya Breuze.
 
“(Mengatasi) radikalisme itu tugas kami. Tapi ketika sudah menjadi (aksi) terorisme, itu tugas aparat, baik itu polisi, TNI, atau lembaga resmi pemerintah lainnya. Jadi deradikalisasi itu tugas organisasi kemasyarakatan seperti NU, tapi penanganan terorisme itu ranah pemerintah,” jawab Kiai Said.
 
Mengenai deradikalisasi, Breuze menanyakan metode seperti apa yang digunakan NU. Apakah pendekatan langsung ke terpidana terorisme, atau melalui pendidikan yang sifatnya pencegahan?
 
“Semua kami lakukan. Kami memiliki pesantren, madrasah, dan masjid, yang selalu mengajarkan Islam yang sebenarnya, Islam tasamuh, tawasuth, dan tawazun. Pengurus-pengurus NU dan ulama-ulama di setiap kesempatan juga menyuarakan bahaya raadikalisme,” tandas Kiai Said.
 
Lebih jauh mengenai radikalisme dan terorisme, Jean-Louis Bertrand menanyakan mengenai ancaman ISIS, khususnya di Indonesia. Pertanyaan ini disampaikan karena Prancis diakuinya sudah merasakan langsung keganasan ISIS, setelah seorang warganya menjadi korban.

“Kalau di Indonesia Insya Allah aman,” tegas Kiai Said, ulama bergelar Doktor bidang tasawuf lulusan Universitas Ummul Qura’, Makkah.

BACA JUGA: Dikira Bom, Ternyata Batu Bata

Sekretaris Jenderal PBNU H. Marsudi Syuhud menambahkan, PBNU juga menampung beberapa mahasiswa dari Afghanistan dan Patani, Thailand, untuk belajar tentang Islam yang sebenarnya.

“Mereka menerima beasiswa penuh dari PBNU, dan kami membutuhkan dukungan untuk ini,” pungkasnya.(fat/jpnn)

BACA JUGA: Yusril: UU Pilkada tak Perlu Diperkarakan di MK

BACA ARTIKEL LAINNYA... Presiden Terima Delapan Dubes Baru Negara Sahabat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler