Dampak BBM Naik Harus Diantisipasi, Charles DPR Minta Pemerintah Segera Lakukan Ini

Kamis, 08 September 2022 – 17:15 WIB
Anggota Komisi XI DPR Charles Meikyansah meminta pemerintah segera mengantisipasi dampak kenaikan harga BBM, begini sarannya. Foto: Dokumentasi Humas DPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi XI DPR Charles Meikyansah meminta pemerintah segera menyalurkan bantalan sosial melalui berbagai program bantuan yang merupakan bentuk pengalihan subsidi bahan bakar (BBM) kepada masyarakat.

“Bantalan sosial melalui berbagai program bantuan kepada masyarakat harus segera didistribusikan karena kenaikan BBM juga akan berdampak terhadap kenaikan berbagai komoditas kebutuhan lainnya,” kata Charles Meikyansah, Kamis (8/9).

BACA JUGA: 3 Alasan Demokrat Sumut Menolak Kenaikan Harga BBM Bersubsidi

Dia juga mendesak pemerintah mempercepat penyaluran subsidi bagi pekerja di sektor-sektor yang terdampak langsung terhadap kenaikan BBM.

Charles mencontohkan mereka yang terdampak langsung terhadap kenaikan BBM, seperti pekerja jasa transportasi umum dan ojek, pelaku UMKM, nelayan atau pekerja di sektor perikanan hingga pekerja di sektor pertanian dan pangan yang mengandalkan angkutan logistik.

BACA JUGA: Mahasiswa di Makassar Kembali Demo Tolak Kenaikan Harga BBM

Selain itu, dia juga mengingatkan pemerintah agar segera mendata mereka yang masuk dalam kategori orang miskin baru setelah kebijakan menaikkan harga BBM bersubsidi diberlakukan.

“Kami juga memberi catatan kepada pemerintah untuk memperhatikan kelompok masyarakat yang sebelum kenaikan BBM ada di atas garis kemiskinan dan tidak masuk radar bantuan langsung tunai (BLT)," sebutnya.

BACA JUGA: Minyak Dunia Merosot, Mulyanto Desak Pemerintah Turunkan Harga BBM

Charles menjelaskan kelompok masyarakat yang dimaksudkannya tersebut adalah kelas menengah paling bawah.

Menurutnya, masyarakat yang saat ini masuk di garis kemiskinan tersebut, di antaranya seperti buruh, pekerja informal perkotaan, petani/nelayan, bahkan ojek online (ojol), dan pengemudi taksi.

Kelompok tersebut, kata Charles, masuk dalam desil 3-5.

Desil merupakan kategori rumah tangga menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diukur berdasarkan penghasilan masyarakat.

Contohnya ojek online awalnya masuknya 4-6, namun sekarang berat dan bisa jadi masuk desil 3-4.

"Sopir taksi juga berat karena saat pandemi tidak dapat pemasukan karena kenaikan BBM juga menambah beban," bebernya.

Charles meminta pemerintah memberikan perhatian khusus mengenai pemberian bantuan sosial kepada kelompok masyarakat rentan miskin agar pendataan dan pemberian bansos BBM sesuai serta tepat sasaran.

Dia meminta agar anggaran pemerintah yang dialokasikan untuk dana desa, dana alokasi umum, bantuan sosial, serta belanja tidak tetap dapat diprioritaskan untuk jaring pengaman sosial rakyat miskin dan rentan miskin di seluruh daerah.

Charles juga mendorong pemerintah daerah (pemda) untuk proaktif dalam mengendalikan inflasi di wilayahnya masing-masing saat kenaikan harga BBM bersubsidi.

Dia menekankan pemda harus bersinergi dengan seluruh elemen masyarakat dan pemangku kebijakan, termasuk dengan menggandeng pihak swasta dengan memanfaatkan dana corporate social responsibility (CSR) untuk digunakan sebagai bantalan sosial bagi masyarakat yang terdampak kenaikan harga BBM bersubsidi.

Politisi Partai NasDem itu menilai efek domino yang dipicu kenaikan harga BBM bersubsidi perlu diantisipasi agar tidak meningkatkan angka inflasi terlalu tinggi di setiap daerah.

Di sisi lain, menurut dia, DPR meminta agar pemerintah memperhatikan dengan seksama terkait kebijakan penyesuaian tarif untuk angkutan umum, taksi, kendaraan online.

Charles mengingatkan pengawasan yang ketat harus dilakukan agar penyesuaian tarif jasa transportasi tidak berlebihan.

"Kenaikan tarif pada angkutan umum, taksi dan angkutan berbasis online tidak boleh hanya menguntungkan pihak perusahaan maupun penyedia jasa aplikasi," tegasnya. (mrk/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler