Dampak Pandemi, Pelaku Bisnis Perlu Terapkan Konsep Berkelanjutan

Kamis, 27 Agustus 2020 – 12:01 WIB
Diskusi daring Restart and Rebuild After Crisis, Rabu (26/8). Foto tangkapan layar

jpnn.com, JAKARTA - Lembaga riset Nielsen dalam laporannya bertajuk 'The Evolution of The Sustainability Mindset' terbitan 2018 melihat tren perusahaan di dunia berkomitmen dan berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mendukung keberlanjutan.

Survei tersebut menempatkan perusahaan utamanya di Asia Tenggara termasuk Indonesia menduduki peringkat teratas dalam prospek keberlanjutan yang dicanangkan PBB.

BACA JUGA: Ada Usulan Baru di Perubahan Perpres untuk Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi

Sebanyak 76 persen perusahaan Asia Tenggara yang disurvei percaya bahwa mereka memiliki peran penting tersebut.

Chief Sustainability Officer DBS Bank, Mikkel Larsen mengatakan pemulihan masa pandemi Covid-19 semakin penting untuk perusahaan serius memperhatikan konsep keberlanjutan. 

BACA JUGA: LPEI: Bank Peserta Program Penjaminan Pemulihan Ekonomi Nasional Bertambah

"Kami telah memulai dengan adanya mandat CEO board tentang keberlanjutan, karena kami secara mendasar yakin, inilah hal benar yang harus dilakukan," ujar Mikkel dalam diskusi daring Restart and Rebuild After Crisis, Rabu (26/8). 

Mikkel menjelaskan, kesadaran atas keberlanjutan saat ini telah menjadi tuntutan yang tak bisa diabaikan. Bahkan bagi investor yang kini kian peduli dengan bisnis berkelanjutan seperti peningkatan investasi berbasis bisnis yang berkelanjutan.

BACA JUGA: Di Kabin Mobil Mewah, Maia Estianty Ngaku Lihat Ketiga Putranya Selalu Ingat Ahmad Dhani

Menurut Global Impact Investment Report, telah terjadi peningkatan dampak investasi dari USD 119 miliar pada 2016 menjadi USD 502 miliar pada 2019.

"Secara internal kami telah melakukan bisnis keberlanjutan secara benar dan ternyata menjadi kebutuhan bisnis," tegasnya.

Di berbagai negara di Asia Tenggara seperti Singapura, pihaknya bilang bahwa pemerintah pro aktif dalam mendorong berbagai kebijakan untuk pelaku bisnis menerapkan konsep keberlanjutan.

"Di Singapura ada permintaan agenda green sangat kuat, karbon tax, saya tahu hal serupa juga terjadi, termasuk penerapan (pada bisnis) bank dan korporasi," kata dia.

Indonesia dengan berbagai kekayaan sumber daya alam dan keanekaragaman hayatinya, kata dia, juga perlu lebih didorong agar bisa terlibat dalam upaya keberlanjutan itu. Hal yang tak boleh dilupakan, menurutnya selain komitmen kebijakan adalah partisipasi sosial.

"Kalau kita melupakan partisipasi sosial, maka tidak akan kuat. Pandemi Covid-19 ini, telah memberikan tekanan negara berkembang atau emerging market, mereka harus mempersiapkan perlindungan masyarakat," pungkasnya.(jos/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler