jpnn.com, JAKARTA - Pemulihan perekonomian Indonesia pasca-terdampak pandemi tumbuh positif sejak triwulan III tahun ini.
Tren ini diprediksi akan terus meningkat secara signifikan pada beberapa waktu ke depan.
BACA JUGA: Nikita Mirzani: Ibu-ibu yang Datang ke Rumah Gue Dibayar Berapa ya?
"(Perekonomian Indonesia-red) kini mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan secara nyata. Sudah menunjukkan perbaikan dalam beberapa bulan belakangan ini," ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu dalam diskusi FMB9 bertajuk Reformasi dan transformasi Ekonomi secara virtual.
Lima indikator pertumbuhan perekonomian dalam negeri yang merangkak naik antara lain konsumsi rumah tangga dari minus 5,5 persen pada triwulan kedua beranjak ke minus 4 persen.
BACA JUGA: Imbas Corona, Tata Motors Alami Kerugian Penjualan Mobil
Belanja pemerintah yang pada triwulan lalu minus 6,9 persen kini tumbuh positif mencapai 9,8 persen, investasi dari triwulan lalu minus 8,6 persen saat ini tumbuh menjadi minus 6,5 persen.
"Ekspor dari minus 11,7 persen pada triwulan lalu kini merangkak naik sebesar 10,8 persen, dan terakhir impor dari minus 17 persen menjadi minus 11,9 persen," kata Febrio.
BACA JUGA: Tak Lagi Jadi Juri di Indonesian Idol, BCL Unggah Foto Dirangkul Daniel Mananta
Tumbuhnya perekonomian Indonesia saat ini, karena pemerintah telah melakukan berbagai upaya kebijakan stimulus fiskal yang berkaitan pemulihan perekonomian dalam beberapa waktu ke depan.
Setiap kebijakan ini, rupanya sangat berdampak terhadap pertumbuhan perekonomian bangsa di tengah pandemi.
"Seluruh komponen pertumbuhan berada dalam tren positif, karena didukung sepenuhnya oleh stimulus fiskal untuk pandemi Covid-19 dan program pemulihan perekonomian," katanya.
Kebijakan yang telah diterbitkan oleh pemerintah dalam mengantisipasi masalah di atas, adalah dengan memberikan bantuan Rp695,2 triliun.
Pagu tersebut dipergunakan oleh pemerintah sebagai upaya dalam menangani penyebaran Covid-19 dan juga sebagai faktor pendorong pertumbuhan perekonomian di dalam negeri.
Dari pagu anggaran yang dialokasikan pemerintah saat ini, telah terealisasi sebanyak Rp376,17 triliun. Artinya, sebanyak 54,1 persen pagu anggaran yang diperuntukkan untuk pemulihan ekonomi dan penanganan Covid-19 sudah banyak tersalurkan kepada masyarakat terdampak.
Dari pagu anggaran yang telah dialokasikan, terdapat enam klaster program utama yakni kesehatan, perlindungan sosial, pemda dan sektoral, insentif dunia usaha, UMKM, dan pembiayaan korporasi.
"Pemerintah berhasil merealisasi 54,1 persen anggaran tersebut," tuturnya.
Dari semuanya, ada dua klaster yang sangat cepat dilakukan penyerapan anggaran yakni Perlindungan sosial yang telah menyerap anggaran sebanyak 75,6 persen atau Rp177,05 triliun dan UMKM yang menyerap anggaran 82,4 persen atau Rp94,64 triliun. Dua hal ini sangat terdampak kepada masyarakat kecil dan UMKM.
"Dua klaster ini yang sangat cepat penyerapan anggaran, karena memang pemerintah fokus dengan dua hak ini," katanya.
Kemudian, disusul oleh sektoral kementerian atau lembaga yang berhasil menyerap Rp32,21 triliun atau 48,8 persen, kesehatan yang menyerap Rp32,15 triliun atau setara dengan 33,1 persen, dunia usaha sebesar Rp38,13 triliun atau setara dengan 31,6 persen.
"Terakhir, pembiayaan korporasi Rp2,001 triliun atau 3,2 persen," tandas Febrio.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy