Dampak Sekolah Lapang Terasa, Sektor Pertanian Organik di Ciamis Makin Manis

Senin, 06 Desember 2021 – 17:40 WIB
Sekolah lapang di Ciamis dirasakan manfaatnya oleh petani. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, CIAMIS - Nurcholish kini bisa tersenyum lebar. Penantian panjangnya bersama para anggota Kelompok Tani Parikesit, Desa Bangunsari, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, akhirnya terbayar.

Tahun ini, padi organik hasil jerih payah mereka mendapat sertifikasi dari Inofice (Indonesian Organik Farming Certification).

BACA JUGA: Ibu DFN dan Anaknya Didatangi Perampok, Diikat, Lalu Terjadilah

Inofice adalah lembaga sertifikasi pangan organik yang berdiri pada 2005 silam.

"Dari 2017 kami mengajukan, alhamdulillah tahun ini padi organik Poktan Parikesit sudah tersertifikasi Inofice," ujar Nurcholish melalui keterangan tertulisnya, Senin (6/12).

BACA JUGA: Sumur Resapan di Lebak Bulus Dilubangi, Kadis SDA: Harus Rata dengan Jalan

Menurutnya, keberhasilan kelompok taninya mengantongi sertifikasi Inofice tak lepas dari adanya program Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Program (IPDMIP).

Lewat IPDMIP, pihaknya mendapat banyak manfaat terkait keilmuan pertanian.

"SDM petani di sini ter-upgrade. Terutama program Sekolah Lapangan Daerah Irigasi, dampaknya terasa sekali," kata dia.

"Terutama bagi mereka yang bergelut di dunia pertanian organik," lanjutnya.

Nurcholish memaparkan, sebelum adanya IPDMIP, progres pertanian organik di kawasan Desa Bangunsari bisa dikatakan stagnan.

Awal mulanya, minat masyarakat untuk terjun hanya sebelas orang dengan lahan garapan sekitar sebelas hektare.

Lambat laun, dengan banyaknya pelatihan dan pemberdayaan jangka panjang, kini ekosistem pertanian organik di sana telah mencapai 48 petani.

"Luas lahan garapannya pun bertambah menjadi 20 hektare atau tiga kali lipat dari sebelumnya," jelas dia.

Lewat kurikulum sekolah lapangan, para petani diajarkan secara masif mengenai banyak hal tentang cara bertani. Di antaranya bagaimana memperkuat basis pertanian organik, mulai dari cara bertani, prospek pengembangan pertanian organik, rantai nilai produk, sampai manajemen pengelolaan keuangan skala mikro.

Pemerintah Kabupaten Ciamis ikut andil membantu petani memasarkan hasil panennya melalui ekosistem bisnis di sana. Hotel, rumah makan, dan tempat wisata. Saat ini, mereka rutin mengirim 100-200 kilogram dalam sebulan.

"Kemudian dengan keluarnya sertifikat Inofice diharapkan tentunya bisa semakin menyejahterakan petani di Kabupaten Ciamis, dan tentunya Indonesia," kata dia.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi mengatakan pertanian harus diarahkan kepada bisnis. Artinya tidak sekadar mencukupi pangan sendiri.

"Tetapi pertanian harus mengahasilkan uang. Ini yang menjadi salah satu core dari IPDMIP, menguatkan kapasitas dan SDM petani maupun penyuluh melalui berbagai program," ujar Dedi.

Dedi lantas menyinggung pentingnya membangun sistem agribisnis yang kokoh. Yakni melalui pemanfaatan teknologi berbasis 4.0.

Menurutnya, hal tersebut bisa memberikan keuntungan yang masif bagi para petani.

"Penerapan teknologi dalam aspek usaha tani jelas meningkatkan kualitas, menekan biaya produksi, dan menjamin produktivitas pertanian. Kami optimistis pembangunan pertanin terus melangkah ke depan," ungkap alumnus IPB University itu.

Adapun kunci dari peningkatan kesejahteraan petani adalah memperkuat hilirisasi pertanian dan mengembangkan pertanian modern.

Dijelaskan Dedi, ada beberapa ciri pertanian modern. Di antaranya penggunaan varietas unggul dengan potensi hasil tinggi (High Yiedling Variety), pemanfaatan sarana prasarana pertanian modern (Alsintan), Pemanfaatan IOT melalui smart agriculture dan SDM pertanian yang unggul yang mampu menggenjot produktivitas.

"Maka dari itu, pengelola dan penyuluh pendamping di lokasi IPDMIP harus mempunyai semangat untuk meningkatkan kapasitas penguasaan teknologi bagi penyuluh maupun petani. Manfaatkan segala media informasi untuk dapat mempublikasikan keberhasilan kegiatan IPDMIP," jelas dia.

"Saya mengharapkan segenap pengelola dan penyuluh pendamping di lokasi IPDMIP untuk mengembangkan kapasitas usaha poktan dan gapoktan untuk menjadikannya korporasi petani," kata Dedi. (jpnn)


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler