Dampak Terbaru COVID-19, Gangguan Telinga

Jumat, 20 November 2020 – 09:26 WIB
Ilustrasi earphone. Foto: Antara

jpnn.com, JAKARTA - WABAH pandemi COVID-19 benar-benar telah mengacaukan kehidupan kita semua.

Dampak eknomi, sosial, dan bahkan kesehatan menjadi masalah yang umum terjadi selama beberapa bulan ini akibat virus corona.

BACA JUGA: Satgas Covid-19 Yakin Vaksin Aman dan Halal

Nah, selain penglihatan, kini ancaman masalah pendengaran menjadi ketakutan tersendiri karena terlalu sering menggunakan earphone.

Hal ini mengakibatkan timbulnya keluhan nyeri, iritasi dan infeksi pada telinga dalam tujuh hingga delapan bulan terakhir terus meningkat selama pandemi COVID-19.

BACA JUGA: 5 Cara Mudah Meringankan Nyeri Telinga Anak saat di Pesawat

Pandemi memaksa para profesional pekerja dan pelajar untuk melakukan tugasnya dari rumah.

Para dokter pun mendapat peningkatan jumlah keluhan pasien yang menderita sakit telinga.

BACA JUGA: Membersihkan Telinga, Hati – hati Gunakan Cotton Bud

Dr. Shrinival Chavan, kepala departemen THT di rumah sakit J J, Mumbai mengatakan seseorang yang menggunakan earphone, earpod ataupun headphne lebih dari delapan jam akan membuat telinga stres.

Apalagi jika earphone tersebut tidak pernah dibersihkan sehingga berisiko menyebarkan infeksi.

" Mendengarkan secara terus-menerus pada volume suara yang tinggi dalam waktu yang lama juga bisa melemahkan kemampuan mendengar," kata Dr. Shrinival Chavan dilansir Indian Express, Jumat.

Jika kebiasaan ini tidak diubah, maka bisa menyebabkan kerusakan permanen pada telinga.

Dr. Shrinival mengatakan kotoran di dalam telinga membunuh bakteri secara alami dan mencegah infeksi.

Penggunaan cotton bud untuk membersihkan telinga akan menghilangkan lapisan lilin pelindungnya.

Hal ini membuat bagian dalam telinga terkena infeksi bakteri dan biasanya menyebabkan sakit telinga.

" Kami menyarankan orang untuk melepas earphone. Udara segar harus masuk ke dalam telinga agar tetap aman," kata Dr. Shrinival.

Sementara itu, Dr. Rahul Kulkarni, kepala unit THT di Rumah Sakit St George, mengatakan masalah telinga tidak hanya terkait dengan pekerja profesional.

Namun, anak-anak sekolah yang harus mengikuti kelas online juga mengalami keluhan yang sama.

" Idealnya, anak sekolah sama sekali tidak menggunakan headphone. Kalau mereka mengikuti kelas di laptop atau PC, maka volume perangkatnya sudah cukup," kata Dr. Rahul.

Dr. Rahul mengatakan orang-orang tidak mengetahui etika bagaimana berkomunikasi melalui panggilan telepon, panggilan konferensi dan konferensi video serta menggunakan volume suara yang keras pada headphone.

" Jika siswa sekolah menggunakan headphone dengan suara lebih dari 60 desibel, secara alami akan membebani daya pendengaran mereka," ujar Dr. Rahul.

Anak-anak sekolah harus mendengarkan volume suara dengan tingkat yang sama seperti saat mereka belajar di kelas.

Jika mereka mendengarkan suara dengan volume yang lebih tinggi, hal itu bisa menyebabkan komplikasi.

" Bahkan orang dewasa pun datang dengan keluhan iritasi di telinga," jelas Dr. Rahul.

" Paparan suara keras dalam waktu lama membuat orang cemas dan mudah marah. Keluhan seperti itu juga terlihat saat ini," kata Dr. Rahul.(antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Fany

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler