Dampingi Kunjungan Jokowi ke Sulsel, Kepala Bapanas Sebut Stok Beras Cukup

Kamis, 22 Februari 2024 – 20:23 WIB
Presiden Jokowi berkunjung ke Sulawesi Selatan. Foto: source for JPNN

jpnn.com - MAROS – Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency Arief Prasetyo Adi ikut mendampingi Presiden Jokowi yang melakukan kunjungan kerja di Maros, Sulawesi Selatan, Kamis (22/2).

Jokowi berkunjung guna memastikan masyarakat penerima bantuan pangan (banpang) beras merasakan kebermanfaatan salah satu program bantalan ekonomi itu.

BACA JUGA: Skor PPH Naik, Bapanas Dorong Peningkatan Pola Konsumsi B2SA

Presiden bertegur sapa dengan 1.000 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang berkumpul di Gudang Perum Bulog Matangase, Maros.

"Apa sudah terima Januari dan Februari, Maret, April, Juni akan terima lagi. Ibu dan Bapak akan menerima 10 kg. Nanti setelah Juni saya akan lihat lagi APBN. Kalau cukup," kata Jokowi.

BACA JUGA: Bantuan Pangan Bulog jadi Solusi Kenaikan Harga Beras?

"Kenapa Ibu Bapak semua diberi bantuan pangan beras 10 kg? Karena harga beras naik. Kenapa naik? Karena ada perubahan musim, ada El Nino dan itu tidak hanya dialami negara kita, tetapi negara lain juga mengalami yang sama, hanya saja di negara lain tidak diberi 10 kg setiap bulan. Bedanya itu," imbuh presiden.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan bahwa banpang beras yang sudah sejak awal 2023 dilakukan tidak akan menyebabkan ketersediaan beras di masyarakat menjadi makin sukar.

BACA JUGA: Jelang Ramadan, Harga Beras dan Telur Ayam di Palembang Naik

Dia mengatakan justru dengan banpang beras bisa mengurangi demand terhadap beras, karena 22 juta masyarakat mendapatkan beras secara gratis. Pada saat yang sama pemerintah pun masih terus menggelontorkan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) ke pasaran melalui program intervensi lainnya.

“Program bantuan pangan beras ini, memang harus dilaksanakan oleh negara kepada 22 juta KPM tiap bulannya. Dengan ini, sedikit banyak dapat menahan demand masyarakat terhadap konsumsi beras, 22 juta KPM itu kalau secara individu sampai sekitar 89 juta atau artinya hampir sepertiga rakyat Indonesia yang diberikan beras gratis oleh pemerintah,” tutur Arief.

“Jadi, tidak benar bahwa penyaluran banpang ini malah akan menyebabkan keterbatasan beras di pasar. Pemerintah komitmen menggencarkan melalui berbagai program demi ketersediaan stok pangan strategis di masyarakat. Sama-sama menantikan produksi beras nasional yang terus diakselerasi oleh teman-teman di Kementerian Pertanian,” imbuhnya.

Arief juga menyebut bahwa stok beras di Bulog dalam kondisi yang cukup dan aman.

Per 19 Februari, stok beras secara nasional yang dikelola oleh Bulog total ada 1,4 juta ton. Penyerapan beras yang bersumber dari petani dalam negeri di tahun ini realisasinya telah menyentuh angka 107 ribu ton.

Sementara itu, untuk stok Cadangan Beras Pemerintah Daerah (CBPP) hingga minggu kedua Februari, total secara keseluruhan terdapat 7,5 ribu ton.

Kesiapan penyerapan produksi beras nasional telah dirancang NFA bersama BUMN bidang pangan dalam menyambut panen padi mendatang yang akan mulai terakselerasi. Proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pada Maret mendatang produksi beras dapat mencapai 3,51 juta ton dengan luas panen 1,15 juta hektare.

"Sekarang fokus kami dalam menghadapi panen nanti adalah bagaimana tetap menjaga harga di tingkat petani agar tidak jatuh. Harga beras hari ini tentu karena NTPP (Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan) saat ini sangat baik, di angka 116,16," ujarnya.

“Saat panen mulai naik, harga di petani akan dijaga agar tidak sampai jatuh terlalu dalam. Ini merupakan tugas NFA dalam menjaga keseimbangan dari hulu sampai hilir, di mana petani senang dan semangat menanam, lalu penggiling dapat pasokan GKP (Gabah Kering Panen) serta masyarakat juga bisa membeli beras dengan harga baik," katanya.

"Terkait harga beras nantinya, variabel cost sudah mengalami kenaikan, mulai dari pupuk, harian orang kerja, BBM, dan unsur produksi lainnya," tutur Arief.

"Ini bukan hanya terjadi di Indonesia. Lihat saja harga beras di luar negeri sudah menyentuh USD 650-670 per metrik ton. Agak sulit untuk mengatakan harga beras nanti akan turun seperti 2-3 tahun lalu. Namun, yang terpenting adalah ketersediaan stok secured terlebih dahulu," imbuhnya. (*/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Mufthia Ridwan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler