Dampingi Presiden Terima Penghargaan IRRI, Kepala NFA: Momentum Penguatan Pangan Berkelanjutan

Senin, 15 Agustus 2022 – 12:49 WIB
Kepala NFA Arief Prasetyo Adi (kanan) saat mendampingi Presiden Jokowi menerima penghargaan dari IRRI di Istana Negara, Jakarta, Minggu (14/8). Foto: Dokumentasi Badan Pangan Nasional

jpnn.com, JAKARTA - Certificate of Acknowledgement dari International Rice Research Institute atau Institut Penelitian Padi Internasional (IRRI) yang dierima Presiden Joko Widodo merupakan momentum bersejarah bagi bangsa Indonesia untuk bangkit menjaga kemandirian dan ketahanan pangan secara berkelanjutan.

Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi di Jakarta, Senin (15/8).

BACA JUGA: NFA Luncurkan Panel Harga Pangan

Kepala NFA turut hadir mendampingi Presiden Jokowi menerima penghargaan “Acknowledgment for Achieving Agri-food System Resiliency and Rice Self-Sufficiency during 2019-2021 through the Application of Rice Innovation Technology” atau “Penghargaan Sistem Pertanian-Pangan Tangguh dan Swasembada Beras Tahun 2019-2021 melalui Penggunaan Teknologi Inovasi Padi” yang diserahkan Direktur Jenderal IRRI Jean Balie di Istana Negara, Jakarta, Minggu (14/8).

Dalam kesempatan tersebut, Kepala NFA hadir bersama Menteri Sekretaris Negara, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Pertanian serta perwakilan perguruan tinggi, dan asosiasi.

BACA JUGA: Hanya Allah, Brigadir J, dan Putri Candrawathi yang Tahu Kejadian di Magelang

“Tentunya, penghargaan yang diterima bapak presiden hari ini menjadi motivasi tersendiri bagi kami para penggiat pertanian dan pangan nasional, mengingat penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi atas keberhasilan Indonesia dalam pembangunan sistem pertanian-pangan yang tangguh dan mandiri periode tahun 2019-2021 melalui inovasi dan penerapan teknologi perberasan,” ujar Arief.

Menurut Arief, penghargaan ini menjadi pengakuan internasional bahwa Indonesia mampu mewujudkan kemandirian pangan di tengah gejolak yang terjadi.

BACA JUGA: Siswa SMP Tewas Ditusuk di Sekolah, Pelakunya Tak Ada yang Menyangka

“Kita semua menghitung neraca memang surplus di atas 10 juta ton dan ini capaian yang tidak mudah bagi kita dalam kondisi hari ini. Hal ini membuktikan bahwa sebenarnya kita mampu,” ujarnya.

Seperti diketahui, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, stok beras nasional pada bulan April 2022 menjadi yang tertinggi, yaitu 10,2 juta ton.

Dia juga mengatakan, Indonesia sudah tiga tahun tidak impor beras, atau tepatnya sejak 2019 Indonesia sudah tidak impor beras.

“Pada tahun ini, sampai dengan Desember 2022, berdasarkan data neraca pangan nasional yang dihimpun NFA, stok beras kita kembali surplus sekitar 7,5 juta ton. Begitu juga dengan komoditas lain seperti jagung, bawang merah, cabai, daging ayam, telur, dan minyak goreng,” ujarnya.

Berdasarkan capaian tersebut, Arief mengajak seluruh stakeholder pangan merapatkan barisan dan menyamakan visi, serta makin memperkuat kolaborasi untuk meperkuat ketahanan pangan nasional, mengingat tantangan sektor pangan di tahun 2023 kian berat.

Pasalnya, kondisi global masih diliputi gejolak seperti perang Rusia-Ukraina, pandemi Covid, serta perubahan iklim yang dampaknya semakin dirasakan.

“Dengan kolaborasi seluruh stakeholder pangan, upaya memperkuat sektor pangan nasional melalui intensifikasi dan ekstensifikasi optimistis bisa dilakukan,” ujarnya.

Selain merangkul berbagai pihak, Arief menambahkan, melalui tugas dan kewenangan yang dimiliki, NFA terus membangun dan melakukan pembenahan pondasi tata kelola pangan nasional melalu pembaharuan sejumlah regulasi, sinergi dengan kementerian/ lembaga dan perguruan tinggi untuk penguatan teknologi dan digitalisasi, menggandeng dunia usaha seperti BUMN dan swasta guna akselerasi penyerapan hasil pertanian, serta kampanye penganekaragaman konsumsi, dan gerakan konsumsi pangan lokal.

Arief menambahkan untuk menjaga ketahanan pangan, selain intensifikasi dan ekstensifikasi, NFA juga mendorong diversifikasi, melalui gerakan konsumsi pangan lokal yang beragam, bergizi semibang, dan aman.

“Hal ini sejalan dengan pesan presiden saat acara penerimaan penghargaan yang mengatakan bahwa diversifikasi harus dilakukan agar kita tidak hanya tergantung pada beras, oleh karenanya harus kita mulai untuk jenis-jenis bahan pangan yang lainnya,” ujarnya.

Dalam acara penyerahan penghargaan tersebut tersebut Presiden Jokowi menyampaikan bahwa keberhasilan Indonesia mengamankan pangan nasional, tidak lepas dari sinergi dan kolaborasi seluruh pihak baik kementerian/lembaga, akademisi, hingga pelaku usaha pangan termasuk petani.

Selain itu dukungan infrastruktur juga menjadi daya ungkit keberhasilan tersebut seperti pembangunan 29 bendungan, 4.500 embug, dan 1,1 jaringan irigasi.

Adapun produksi beras Indonesia pada 2021 mencapai 31,3 juta ton sedangkan pada akhir April 2022 sebaran stok di lapangan mencapai 10, 2 juta ton. (rhs/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dikaitkan dengan Ferdy Sambo dalam Kematian Brigadir J, Irjen Fadil Bertemu Nyoman


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Presiden   NFA    pangan   Jokowi   IRRI   Arief Prasetyo Adi  

Terpopuler