JAKARTA – Pemerintah menargetkan dana jaga-jaga (contingency loan) untuk tahun ini sebesar USD5 miliar, termasuk di dalamnya pinjaman dari Bank Dunia sebesar USD2 miliar. Hal ini dilakukan guna mengantisipasi ketidakpastian ekonomi dunia.
“Kita harapkan akan mencapai USD5 miliar untuk tahun ini, termasuk di dalamnya USD2 miliar dari Bank Dunia,” ujar Menteri Keuangan Agus Martowardojo di Jakarta, Senin (21/5).
Agus menjelaskan, sebelumnya Bank Dunia menyetujui USD2 miliar dollar untuk contingency loan atau dana cadangan kehati-hatian seperti yang pernah dilakukan pada tahun 2008-2009.
Dimana, Bank Dunia menjadi pimpinan sindikasi dan di dalamnya akan mengundang partisipasi dari banyak pihak terutama multilateral agency, sehingga nantinya akan tercipta dana yang bisa dipakai untuk kehati-hatian bagi Indonesia.
“Untuk cadangan kehati-hatian itu bisa dalam bentuk dana yang ditarik untuk membiayai kebutuhan pembiayaan APBN kita,”terangnya.
Oleh karena itu, dana siaga ini sambungnya, akan menjadi jaminan bagi pemerintah. Jika seandainya ingin masuk ke pasar dan ternyata respon di pasar buruk maka dana tersebut bisa digunakan sebagai pengganti pembiayaan.
“Kalau seandainya di APBN 2012 ini kita rencana menarik dana pembiayaan sebesar Rp.190 triliun karena satu dan lain hal itu mahal atau susah kita masuk, maka kita bisa gunakan dana itu,”ungkapnya.
Ia menjelaskan pembiayaan diperlukan untuk membiayai deficit anggaran. Namun jika pembiayaan tidak dapat diakses karena perkembangan di Eropa dan dunia menjadi sulit maka salah satu cara yang akan ditempuh pemerintah dengan memanfaatkan pinjaman siaga tersebut.
“Tapi tingkat deficit tidak akan berubah justru itu hanya semacam jaga-jaga, jadi deficit tetap di 2,23 persen,”pungkasnya. (naa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Harga Rumah Naik, Penjualan Melambat
Redaktur : Tim Redaksi