jpnn.com, BANJARMASIN - Guru besar ilmu ekonomi dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Prof Muhammad Handry Imansyah turut merespons kasus raibnya dana puluhan nasabah Bank Kalsel.
Diketahui, kasus hilangnya dana diduga akibat skimming membuat 94 nasabah kehilangan dananya. Total kerugian mencapai Rp 1,9 miliar.
BACA JUGA: Sinergikan Layanan Keuangan Digital Terintegrasi, Nobu Bank & Jalin Berkolaborasi
Menurut Handry, kejadian ini mesti menjadi momen bagi bank pelat merah itu agar berhati-hati dalam urusan keamanan dana nasabah.
"Bank Kalsel harus sering memeriksa mesin ATM miliknya supaya terbebas dari alat skimming yang diletakkan di mesin ATM," ujar Handry kepada JPNN.COM, Sabtu (6/8).
BACA JUGA: Gegara Aksi Pembobolan Mesin ATM, Bank Sumsel Babel Merugi Sebegini
Pemeriksaan mesin ATM secara berkala tentu menurutnya dapat meminimalisasi aksi kejahatan skimming.
"Walaupun skimming dapat juga dilakukan di ATM bank bukan miliknya, namun, umumnya nasabah lebih senang mengambil uang tunai sesuai dengan bank di mana uangnya disimpan. Hal ini untuk menghindari biaya transaksi antar bank," kata Handry.
BACA JUGA: Kabar Baik untuk UMKM, Sertifikat Merek Kini Bisa Jadi Jaminan Bank
Kepada nasabah, Handry juga mengingatkan agar juga hati-hati dalam bertransaksi dengan kartu debit.
"Bila di ATM, lihat keypad dan slot masuk kartu, bila agak seret atau tak biasa, sebaiknya batalkan transaksi. Tutup dengan tangan ketika tangan melakukan pilihan angka PIN," pesannya.
Kata Handry, kejadian yang menimpa Bank Kalsel merupakan salah satu hal yang dapat menimpa bank apa saja. Berbagai bank papan atas pernah mengalami kejadian serupa.
Solusi konkret yang ditawarkan Handry ke pihak perbankan adalah dengan mengganti semua kartu ATM dengan yang berbasis chip.
"Umumnya kartu ATM atau kartu kredit yang mudah skimming adalah kartu berbasis magnetic. Untuk kartu berbasis chip, prosesnya lebih sulit," kata dia. (mcr37/jpnn)
Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Donny