Dana Sertifikasi tak Cair, Ribuan Guru Gelar Aksi

Kamis, 12 Januari 2017 – 00:28 WIB
Ribuan guru di Telukkuantan, Kabupaten Kuantan Singingi menggelar aksi demo menuntut dana sertifikasi dicairkan. Foto: riaupos/jpg

jpnn.com - jpnn.com - Ribuan guru dari seluruh kecamatan berbondong-bondong mendatangi ibukota Kabupaten Kuantan Singingi, Telukkuantan, Rabu (11/1) kemarin.

Mereka berkumpul di lapangan Limuno Telukkuantan. Ribuan guru yang tergabung dalam Forum Komunikasi Guru dan Insan Peduli Pendidikan (Forkogip) Kuantan Singingi beranjak menuju lapangan upacara komplek perkantoran Pemkab Kuansing.

BACA JUGA: Puluhan Guru di Aceh Demo Tuntut Perpanjangan Kontrak

Menempuh perjalanan sekitar 1 kilometer dari arah Mesjid Agung Kuansing, satu per satu para koordinator aksi damai melakukan orasi.

Ada Junaidi, Sapriadi, Yusri Rasul, Syamsudin, Pispian Rahman, Ahdanan Saleh dan guru-guru lainnya menyampaikan aspirasi para guru ini. Ketua PGRI Kuansing, Jomaris pun ikut berorasi.

Sapriadi, Koordinator Aksi Damai Guru Kuansing menyampaikan, bahwa pihaknya menuntut hak yang dibayarkan pemerintah, seperti membayarkan uang sertifikasi dan non sertifikasi guru tahun 2016 yang tidak dibayarkan untuk 4 bulan.

Selanjutnya, dalam pernyataan sikapnya, mereka meminta kepada Pemkab Kuansing agar memperhatikan keberadaan guru honorer di Kuansing.

Baik yang berada di bawah kementrian pendidikan maupun yang berada di bawah kementrian agama untuk diangkat menjadi guru kontrak secara professional.

Dan forum ini meminta kepada DPRD Kuansing agar melakukan pengawasan terhadap penyaluran dana sertifikasi dan non sertifikasi secara professional.

Dan meminta Polres Kuansing, Kejari Kuansing selaku penegak hukum untuk mengusut tuntas tentang uang sertifikasi guru dan non sertifikasi guru ini.

Terakhir, para guru meminta kepada pengurus PGRI Kuansing untuk berpihak kepada guru dalam segala konsekuensinya dan melindungi serta memperjuangkan hak-hak guru Kuansing.

"Disdik tidak mampu mengelola pendidikan secara profesional. Tapi pemerintah ingin perubahan, kapan lagi perubahan itu," ujar Junaidi seperti diberitakan Riau Pos (Jawa Pos Group) hari ini.

Selanjutnya, Yusri Rasul mengajak para guru supaya jangan ada lagi menjadi guru yang penakut.

"Guru harus berani. Guru adalah penentu nasib anak bangsa. Untuk itu, sekarang guru bangkit menjadi guru yang profesional," katanya.

Disampaikan, guru-guru ynag melakukan aksi damai ini bukan merongrong pemerintahan yang sah. Tapi dijamin oleh undang-undang. Sedangkan Ahdanan Saleh menyampaikan ucapan terima kasihnya.

"Saya bukan ASN, saya bukan guru sertifikasi, bukan guru kontrak daerah. Tapi saya guru honor komite yang mendapat setiap Rp210 ribu setiap bulan. Tapi karena ini adalah soal guru, maka saya turut memperjuangkan hak guru.”

“Sebagai guru honor komite, sertifikasi 4 bulan itu harus dibayarkan. Kemana uang itu. Kalau memang uang ini hilang, tolong diusut. Kalau tidak, tolong dibayar. Agar kita mati tidak sia-sia," sambungnya.(jps)

 


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Aksi Guru   Riau  

Terpopuler