jpnn.com, JAKARTA - Danone-Aqua mendukung total program Penelitian dan Percontohan Intersepsi Sampah Plastik di Sungai yang berlokasi di Cengkareng Drain menggunakan river cleaning-up system (RCS) di kawasan Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.
Program itu sudah diresmikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Lingkungan Hidup, dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar serta Duta Besar Kerajaan Belanda, Senin (13/5).
BACA JUGA: KLHK dan Menko Luhut Luncurkan Program Gerakan Indonesia Bersih
Program tersebut melibatkan berbagai pihak baik dari institusi pemerintah maupun swasta yang dikoordinasikan oleh Kemenko Maritim.
BACA JUGA: Danone Indonesia Raih Best PR Campaign 2019 Tingkat ASEAN
BACA JUGA: Danone Indonesia Pulihkan Lombok Pascagempa via Program WASH
Antara lain, Balai Besar Sungai Ciliwung Cisadane, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (BBWS-PUPR), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Dinas Lingkungan Hidup Pemerintah DKI Jakarta (DLH DKI), Danone-Aqua, dan lembaga penelitian Solid Waste Indonesia (SWI).
Alat RCS yang digunakan dalam program percontohan itu merupakan suatu sistem pengelolaan sampah yang dibangun dengan tujuan untuk mengekstraksi sampah plastik yang mengalir di sungai, menampungnya dengan menggunakan conveyor belt, dikumpulkan dan diangkut ke tempat penampungan sementara.
BACA JUGA: BPN Heran Luhut Ngotot Mau Bertemu Prabowo
Setelah itu, sampah dipilah dan didaur ulang agar jumlah sampah yang diangkut ke TPA semakin sedikit.
Alat itu ditargetkan akan mampu mengumpulkan sampah di sungai sebanyak 30 ton per hari. .
Presiden Direktur PT Tirta Investama (Danone-Aqua) Corine Tap mengatakan, program itu merupakan salah satu dukungan dan komitmen pihaknya untuk membantu upaya pengurangan sampah plastik.
"Penelitian ini diharapkan untuk mendapatkan data dan perspektif yang berharga tentang komposisi, aliran limbah plastik, valorisasi atau daur ulang limbah plastik dari sungai, dan apa yang dapat kita lakukan untuk mengumpulkan limbah plastik dari sungai sebelum mencapai lautan," ungkapnya.
Dia berharap penelitian itu bisa mendukung upaya pihaknya dalam mencapai ambisi 100 persen sirkular pada 2025.
"Selain itu, juga untuk memahami apa yang dapat dilakukan guna mengumpulkan sampah secara efektif dan efisien sejalan dengan gerakan yang kami inisiasi yaitu BijakBerplastik," tambah Corine.
Peluncuran program itu merupakan tindak lanjut dari penandatanganan nota kesepahaman program Percontohan Pembersihan Sungai-Sungai di Jakarta pada 12 Juli 2017.
Setelah itu, dilanjutkan dengan perjanjian antara pemerintah Indonesia dan Belanda pada 26 April 2018.
Dalam kerja sama itu, Kemenko Maritim bertindak sebagai koordinator program yang bakal menyelaraskan kolaborasi antarinstitusi pemerintah yang terlibat dan secara berkala akan memberikan arahan terhadap jalannya penelitian.
BBWS- PUPR sebagai pihak pemberi izin operasional, BPPT sebagai koordinator penelitian.
Sementara itu, DLH-DKI Jakarta sebagai penyedia sumber daya manusia untuk bertindak sebagai operator di lapangan.
Danone-Aqua bersama SWI berperan sebagai mitra penelitian yang bertanggung jawab atas analisis data dan perspektif yang berharga tentang komposisi limbah, aliran limbah, valorisasi, dan daur ulang limbah sungai.
"Melalui gerakan ini, kami fokus pada tiga aspek inti, yakni pendidikan daur ulang untuk konsumen, inovasi kemasan produk, dan pengembangan infrastruktur pengumpulan limbah," jelas Corine.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, hasil program percontohan itu nantinya direplikasi setidaknya di 14 sungai di DKI Jakarta untuk mencegah sampah mengalir ke lautan.
"Sebagai upaya pengelolaan sampah, penting bagi kita untuk memulai mengembangkan sistem ekonomi sirkular. Jika kita memulai mengelola sampah secara komprehensif, akan tercipta siklus ekonomi baru yang dapat bermanfaat bagi masyarakat," ujar Luhut.
Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup DKI Jakarta Oswar Muadzin Mungkasa mengatakan, salah satu kunci keberhasilan program itu adalah kesadaran masyarakat akan pentingnya kontribusi mereka untuk mengubah kebiasaan membuang sampah ke sungai.
"Karena itu, dibutuhkan edukasi terus-menerus kepada masyarakat terkait dampak negatif yang ditimbulkan dari kebiasaan tersebut," ujarnya. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Ada Rencana Bertemu Prabowo? Luhut Jawab Begini
Redaktur : Tim Redaksi