jpnn.com, JAKARTA - Stunting pada anak usia dini perlu mendapatkan perhatian khusus. Karena, stunting menyebabkan buruknya kemampuan kognitif, terhambatnya pertumbuhan fisik, perkembangan mental dan status kesehatan serta rendahnya produktivitas.
Peningkatan pemahaman akan pentingnya konsumsi gizi seimbang menjadi hal yang krusial.
BACA JUGA: Cegah Stunting, BKKBN Jalin Kerja Sama dengan Danone Indonesia
Untuk itu, Danone Indonesia bekerja sama dengan Yayasan Konservasi Way Seputih (YKWS) dan Satuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), meluncurkan edukasi Isi Piringku yang terangkum dalam Kelas Cegah Stunting Dari Rumah Dan Sekolah (Cerdas) di Tanggamus, Lampung. Wakil Bupati Tanggamus AM Syafi'i mengemukakan fakta 1 banding 3 anak di Indonesia mengalami stunting.
Hal ini adalah bukti bahwa stunting perlu diperhatikan secara seksama. Apalagi, di Tanggamus ada 9 dari 20 kecamatan, dengan 28 desa, yang memiliki prevalensi stunting yang cukup tinggi. Sehingga butuh perhatian secara khusus.
BACA JUGA: Kronologi Pria Bunuh Ayah dan Abang Kandung di Medan, Mengerikan
“Untuk itu, saya mengapresiasi langkah kolaborasi Danone Indonesia dalam mendukung pemerintah untuk percepatan penurunan stunting di area Tanggamus,” kata Syafi’i.
Sejauh ini, dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, proporsi stunting pada balita di Indonesia menurun 7 persen dibandingkan 2013. Yaitu 37,2 persen pada 2013 menjadi 30,7 persen pada 2018. Tetapi, berdasarkan hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) balita di Lampung, diperoleh hasil presentase balita stunting terus meningkat.
BACA JUGA: Ayah-Anak Kompak Bisnis Narkoba, Transaksi Pakai Motor Polisi Palsu, Lihat
Kasus stunting pada anak dapat dijadikan prediktor rendahnya kualitas sumber daya manusia. Padahal, fokus saat ini adalah membangun generasi emas melalui upaya pemerintah dan sinergi multipihak untuk mencerdaskan anak bangsa.
Stunting dapat dicegah bila orang tua memberikan asuhan yang tepat pada anak. Melalui pemberian gizi seimbang, pola asuh, serta menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Koordinator Substansi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Kesehatan, Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan drg. Marlina mengatakan masalah stunting ini sangat kompleks.
Mulai pada akses pelayanan, tenaga kesehatan, hingga kebijakan yang dapat mendukung percepatan penanganan stunting ini.
“Namun juga, pemahaman dan perilaku masyarakat akan isu ini seperti perilaku dan kebiasaan masyarakat sehari-hari yang perlu didukung dengan pemantauan secara berkala,” ujarnya.
Sustainabile Development Director Danone Indonesia Karyanto Wibowo meyakini, target pemerintah menurunkan stunting sebesar 14 persen bisa tercapai dengan upaya kolaborasi multipihak. Karena itu, Danone turun tangan. Program Cegah Stunting yang digagas Danone Indonesia sejalan dengan visi One Planet One Health.
Ia juga meyakini, Satuan PAUD punya peran penting dalam menyukseskan upaya antisipasi dan penurunan stunting pada anak. “Untuk itu, kami berkolaborasi dengan FEMA-IPB mengembangkan sebuah panduan dalam program Isi Piringku yang mengajarkan para satuan pendidikan yakni guru, orang tua dan anak-anak tentang pentingnya pemenuhan konsumsi gizi seimbang,” jelasnya.
Perencana Madya Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bapennas Inti Wikanestri berharap, Strategi Nasional Percepatan Penanganan Stunting bisa terlaksana di segala level. Khususnya pada level rumah tangga. Di antaranya dengan menyiapkan orang tua maupun calon orang tua agar memiliki kondisi yang sehat, sehingga fisiknya optimal. Agar kesehatan dan asupan gizi yang seimbang dapat dijaga.
“Isi piringku menjadi salah satu hal yang sangat penting untuk diperhatikan dan diterapkan di segala siklus kehidupan. Termasuk untuk anak yang sedang dalam fase pertumbuhan,” tuturnya.
Program Isi Piringku yang terangkum dalam Kelas Cerdas, Danone Indonesia bersama YKWS melakukan advokasi kebijakan, pengumpulan database, peningkatan kapasitas, pengembangan inovasi dan metode belajar mengajar, peningkatan fasilitas PAUD, kampanye dan promosi, serta monitoring dan evaluasi dengan durasi proyek selama tujuh bulan.
Direktur YKWS Febrilia Ekawati mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk memberikan manfaat secara langsung kepada pemerintah kabupaten Tanggamus. Termasuk 20 kecamatan, 302 pemerintah pekon atau kelurahan, dan 500 guru PAUD. “Juga enerima manfaat yaitu sekitar 5000 murid PAUD dan orang tua murid,” kata Febrilia.
Perwakilan Danone Indonesia di Tanggamus Asep Mawan Ruswandi menambahkan, pihaknya punya visi nyata, selain memastikan produk yang sehat, yakni program edukasi masyarakat ini menjadi sangatlah penting.
BACA JUGA: Mencurigakan, Mobil Innova Tak Bertuan Diperiksa Polisi, Isinya Mengejutkan
“Tentunya kami berharap, melalui inisiatif ini kami dapat memberikan dampak nyata sebagai bagian upaya pencegahan stunting di Kabupaten Tanggamus melalui peningkatan kapasitas pengajaran guru PAUD dan pengetahuan orang tua tentang pendidikan parenting, gizi seimbang dan Perilaku Hidup Sehat (PHBS) bagi masyarakat,” tutup dia.(dkk/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur : Budi
Reporter : Muhammad Amjad