JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan menerima penghargaan World Statesman Award dari ââ¬ÂªAppeal of Conscience Foundationââ¬Â¬ yang berbasis di New York, Amerika Serikat. Yayasan yang didirikan oleh tokoh Yahudi, Rabbi Arthur Schneier itu menganggap SBY sebagai negarawan yang sukses membangun toleransi dan perdamaian.
Rencananya, penghargaan itu akan diserahkan ke SBY dalam lawatannya ke Amerika Serikat pada Mei ini. Namun, penghargaan itu justru mengundang cibiran di dalam negeri,
Direktur Program Imparsial, Al Araf menyatakan, SBY seharusnya malu mendapat penghargaan itu. Sebab, faktanya di dalam negeri masih marak perilaku intoleransi yang menggunakan kekerasan.
Ia mencontohkan kekerasan terhadap kelompok minoritas di Tasikmalaya, atau penyerangan terhadap jamaah Ahmadiyah. Al Araf menganggap hal itu sebagai bukti kegagalan SBY melindungi kelompok minoritas. "Kami menilai SBY sama sekali tidak pantas mendapatkan penghargaan itu dan harusnya malu atas penghargaan itu," kata Al Araf di Jakarta, Rabu (8/5).
Al Araf menambahkan, hal terpenting menjaga toleransi bukanlah dengan penghargaan tetapi melakukan langkah nyata untuk memperbaiki kegagalan dalam menjaga kebebasan beragama. "SBY harus memerintahkan kapolri untuk melepaskan pendeta yang dijadikan tersangka oleh Polres Kota Bekasi dan mencabut semua aturan yang diskriminatif serta menyudutkan kelompok minoritas," pungkasnya. (gil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Alumni IPDN asal Ambon Siap Hadapi Demonstran
Redaktur : Tim Redaksi