jpnn.com - JAKARTA - Di antara 11 peserta seleksi calon pimpinan KPK yang dinyatakan tidak lolos ke tahap akhir, ada satu nama besar. Dia adalah ketua Mahkamah Konstitusi (MK) pertama yang kini menjabat sebagai Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), Jimly Asshiddiqie.
Saat ditanya mengenai tak lolosnya pakar hukum tata negara itu, pihak Panitia Seleksi Capim KPK enggan membeberkan secara detail. Yang jelas, hasil tes wawancara yang digelar pekan lalu merupakan menjadi salah satu alasannya.
BACA JUGA: Politisi NasDem Ini Dukung Buruh Demo Agar Pemerintah Perhatikan Lapangan Kerja
"Kami melihatnya secara komprehensive dari hasil wawancara, tes kesehatan dan catatan-catatan yang kami terima dari para trackers," kata Ketua Pansel, Destry Damayanti saat dihubungi, Selasa (1/9).
Ketika uji wawancara Jimly memang dicecar banyak pertanyaan yang menohok. Salah satunya mengenai kebesaran hatinya jika nanti lolos uji kelayakan di DPR tapi tak terpilih sebagai ketua KPK.
BACA JUGA: Waduh... Politikus PDIP Ini Bilang Jokowi Malu-Maluin dan Kurang Kerjaan
Hal tersebut ditanyakan lantaran Jimly memiliki rekam jejak buruk saat ikut seleksi hakim MK tahun 2008 silam. Ketika itu dia sudah mendapat restu dari DPR, tapi tiba-tiba mengundurkan diri lantaran Muhammad Mahfud MD yang dipilih menjadi ketua.
Ketika ditanya Pansel apakah hal yang sama akan terulang lagi dalam seleksi calon pimpinan KPK, Jimly menolak memberi jawaban. Dia malah minta Pansel untuk tidak menyinggung-nyinggung hal tersebut.
BACA JUGA: DPR: Pemerintah Jangan Khawatir, Kecuali Diikuti Mahasiswa
"Saya ini konsisten saya mohon kalau bisa pertanyaan ini saya jawab di DPR, karena di sana yang akan menentukan siapa ketua atau wakil, Pansel pilih 8 saja," ujar Jimly saat wawancara di kantor Sekretariat Negara, Selasa (25/8) lalu.
Selain itu Pansel juga sempat menkonfirmasi beberapa laporan miring dari masyarakat mengenai Jimly. Di antaranya soal penerimaan dana dari perusahaan tambang Amerika Serikat, Newmont dan soal rumah mewah di Pondok Indah yang di sewanya menggunakan anggaran MK.
Jimly mengakui kebenaran semua laporan tersebut. Tapi dia tidak merasa perbuatan-perbuatannya itu sebagai suatu hal yang buruk.
"Saya ini memang nggak sempurna amat. Itu bukan kejahatan, tapi kegagalan. Isu-isu itu nggak saya dengerin, habis waktu kita," kilahnya saat itu. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Susun Rencana Jangka Menengah, KPK Minta Masukan Mantan Anak Buah SBY
Redaktur : Tim Redaksi