jpnn.com - JAKARTA-Saat nelayan sekitar pertambangan PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) mengeluhkan pendapatannya menurun drastis, karena sulit menangkap ikan sejak limbah tailing dibuang ke lautDan petani lingkar tambang mengeluhkan krisis air
BACA JUGA: Lippo Group-Bank Mandiri, Jual Apartemen
PT NNT, tambang emas milik Amerika Serikat, yang telah membuang 400 juta ton lebih limbah tailing ke laut ini malah mendapat Proper Hijau dari Menteri Lingkungan Hidup (KLH).Hal tersebut langsung ditanggapi oleh Jatam
“Pemberian Proper Hijau PT Newmont memperlihatkan rendahnya rasa kirisis (sense of crisis) Menteri Lingkungan Hidup, di tengah ketidakmampuannya melakukan pemulihan, apalagi menurunkan laju kerusakan lingkungan,” ujarnya.
Menurut catatan Jatam, warga sekitar tambang juga mengeluhkan krisis air dari waktu ke waktu
BACA JUGA: Heli Kontroversi Akhirnya Datang
sungai Lebuhan, yang bermuara di sekitar Tongoloka, beberapa tahun terakhir, debet airnya menurun drastisSelain itu, di Pulau Sumbawa, mulai pantai Sagena, Labuhan Lalar, Benete, Rantung, Snutuk hingga Tolanang, para nelayan mengeluhkan menurunnnya hasil tangkap ikan Cumi dan Tongkol, sejak tailing Newmont dibuang
BACA JUGA: Ryan dan Kekasih Tiba di Jakarta
Sementara di pulau Lombok – berdekatan dengan lokasi pembuangan tailing, nelayan Tanjung luar dan pulau Maringik melaporkan hal yang sama.Di pantai Rantung , tempat pipa Newmont memuntahkan limbah 120 ribu ton perhari ke laut, lebih parah lagiNener mulai berkurang sejak awal PT NNT membuang tailingnyaMakin lama, Nener menghilang dan tak sulit dijumpai di kawasan tersebut.
“Kementrian Lingkungan Hidup harus membatalkan hasil Proper 2008Dan mengggantinya dengan program yang lebih bermanfaat untuk rakyat banyak, terutama di sekitar industriMestinya KLH mendorong program-program yang menguatkan kapasitas warga memantau pencemaran atau perusakan lingkungan, serta menguatkan penegakan hukum,” tegasnya(wid)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bapepam Atur Penyelenggara Efek Sendiri
Redaktur : Tim Redaksi