PADANG - Wacana bakal diubahnya daerah pemilihan (dapil) Kota Padang untuk pemilihan umum legislatif (Pileg) 2014 ditanggapi beragam pengurus partai politik. Ada yang menganggap biasa saja, namun tak sedikit juga merasa takut terhadap penambahan dapil dari lima menjadi enam dapil.
Sekadar diketahui, perubahan dapil tersebut terjadi pada Kototangah dan Nanggalo yang akan dipecah menjadi dua dapil. Ini didasarkan pada jumlah penduduk, dapil Nanggalo dan Kototangah melebihi kuota lebih dari 12 kursi.
Berdasar UU Pemilu harus dipecah, sebab dalam UU tersebut dinyatakan setiap dapil hanya mempertaruhkan 3-12 kursi anggota DPRD yang akan duduk di DPRD Padang.
"Diubahnya dapil, tidak akan berpengaruh banyak terhadap kami. Kami makin optimis, dengan jumlah parpol peserta Pemilu hanya 10 partai. Hanura bisa berbuat lebih, dan menjadi salah satu terkuat di Padang. Paling tidak, kami tetap optimistis, Hanura mampu mengisi posisi wakil ketua DPRD (empat besar, red)," kata Ketua DPC Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Yendril, kepada Padang Ekspres (Grup JPNN), kemarin.
Wakil Ketua DPD Partai Amanat Nasional (PAN) Padang Masrul mengakui, secara kepartaian, hal itu tidak akan mempengaruhi dukungan terhadap suara partai. Namun, dia tidak menampik, akan ada bakal calon legislatif yang akan merasa terpengaruh, dan harus bekerja ekstra keras, untuk mendapatkan kursi di DPRD Padang nantinya.
"Misal, bagi berkompetisi di dapil IV lama (Padang Timur, Padang Selatan dan Bungtekab), tentu sudah melakukan penggarapan suara sejak beberapa tahun terakhir. Jika tiba-tiba dapil dikocok ulang dan Bungtelkab harus dipisahakan dengan Padang Timur, tentu membuat si bacaleg harus memilih mau mendaftar di dapil mana," kata wakil rakyat dari Dapil IV ini.
Sementara itu, fungsionaris Partai Golkar Padang Jamasri Tanjung mengakui tidak mempermasalahkan berkemungkinannya pergeseran Dapil.
"Aturan yang diganti, itu lumrah saja. Kenapa harus ditakuti, penting dihadapi saja. Kalau kita sudah yakin, dan dukungan selalu ada, tentu tidak perlu takut. Jika saya maju lagi, tentu tak akan jauh-jauh dari dapil saat ini, masih sama atau diubah," kata mantan Sekretaris DPD II Partai Golkar Padang ini.(zul)
Sekadar diketahui, perubahan dapil tersebut terjadi pada Kototangah dan Nanggalo yang akan dipecah menjadi dua dapil. Ini didasarkan pada jumlah penduduk, dapil Nanggalo dan Kototangah melebihi kuota lebih dari 12 kursi.
Berdasar UU Pemilu harus dipecah, sebab dalam UU tersebut dinyatakan setiap dapil hanya mempertaruhkan 3-12 kursi anggota DPRD yang akan duduk di DPRD Padang.
"Diubahnya dapil, tidak akan berpengaruh banyak terhadap kami. Kami makin optimis, dengan jumlah parpol peserta Pemilu hanya 10 partai. Hanura bisa berbuat lebih, dan menjadi salah satu terkuat di Padang. Paling tidak, kami tetap optimistis, Hanura mampu mengisi posisi wakil ketua DPRD (empat besar, red)," kata Ketua DPC Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Yendril, kepada Padang Ekspres (Grup JPNN), kemarin.
Wakil Ketua DPD Partai Amanat Nasional (PAN) Padang Masrul mengakui, secara kepartaian, hal itu tidak akan mempengaruhi dukungan terhadap suara partai. Namun, dia tidak menampik, akan ada bakal calon legislatif yang akan merasa terpengaruh, dan harus bekerja ekstra keras, untuk mendapatkan kursi di DPRD Padang nantinya.
"Misal, bagi berkompetisi di dapil IV lama (Padang Timur, Padang Selatan dan Bungtekab), tentu sudah melakukan penggarapan suara sejak beberapa tahun terakhir. Jika tiba-tiba dapil dikocok ulang dan Bungtelkab harus dipisahakan dengan Padang Timur, tentu membuat si bacaleg harus memilih mau mendaftar di dapil mana," kata wakil rakyat dari Dapil IV ini.
Sementara itu, fungsionaris Partai Golkar Padang Jamasri Tanjung mengakui tidak mempermasalahkan berkemungkinannya pergeseran Dapil.
"Aturan yang diganti, itu lumrah saja. Kenapa harus ditakuti, penting dihadapi saja. Kalau kita sudah yakin, dan dukungan selalu ada, tentu tidak perlu takut. Jika saya maju lagi, tentu tak akan jauh-jauh dari dapil saat ini, masih sama atau diubah," kata mantan Sekretaris DPD II Partai Golkar Padang ini.(zul)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PDK Merasa jadi Korban Praktik Oligarki
Redaktur : Tim Redaksi