‘Dapur’ GrabFood Dinilai Lebih Unggul Ketimbang Pesaingnya

Jumat, 01 November 2019 – 16:34 WIB
Kitchen by GrabFood. Foto: Grab/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Masyarakat sudah tak asing lagi melihat pemandangan segerombolan kurir makanan dari Grab ataupun GoJek berjaket hijau yang mengantarkan pesanan, mulai dari warung pinggir jalan hingga kafe di mal mentereng.

Pengamat teknologi dan bisnis digital, Kameswara Natakusumah mengungkap bahwa nilai sektor pengiriman makanan di Asia Tenggara meningkat lebih dari dua kali lipat dari tahun ke tahun. “Laporan riset Google-Temasek terbaru menyebut peningkatan bisnis pengiriman makanan diproyeksikan akan melewati USD 20 miliar pada tahun 2025,” kata Kameswara dalam siaran tertulisnya, Jumat (1/11).

BACA JUGA: Grab Puaskan Pencinta Kuliner Melalui Kitchen by GrabFood

Saat ini, kata dia, pasar makanan Indonesia sedang bergerak. Hal itu dipicu persaingan dua pemain utamanya, yakni GoJek dan Grab. Di tengah meningkatnya persaingan itu, baik Grab dan GoJek berinvestasi besar-besaran dalam membangun program penghargaan dan loyalitas untuk mengikat dan mempertahankan pelanggan. Pada yang sama, mereka mengeluarkan diskon dan promo untuk meningkatkan pesanan makanan.

“GrabFood unggul dalam inovasi dan teknologi. ‘Dapur’ mereka sudah bekerja bahkan sebelum konsumen memesan. Maksudnya, dapur teknologi, bukan sekadar dapur tempat memasak makanan,” gurau Kameswara.

BACA JUGA: Menkeu Nilai Grab Hidupkan Teknologi Digital

“Inovasi teknologi Grab terlihat dalam konsep dapur satelit GrabKitchen. Ini perpaduan antara kolaborasi antar-brand dan kecanggihan teknologi. Dengan konsep dapur delivery only ini, makanan lebih cepat disediakan dan di antar ke konsumen dalam jarak wilayah tertentu. Kurir juga tidak perlu mengantri seperti di restoran biasa. Ini sulit dikejar oleh pesaingnya,” sambungnya.

Data-data kuantitatif mendukung pernyataan itu. Menurut penelitian pasar yang dilakukan oleh Kantar, GrabFood adalah platform pengiriman makanan yang paling sering digunakan di enam negara Asia Tenggara, yakni Indonesia, Singapura, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam.

Baru pekan ini, GrabFood mengumumkan bahwa perusahaan itu telah menjadi perusahaan pengiriman makanan terbesar di Indonesia berdasarkan nilai barang bruto (gross merchandise value/GMV), serta meluncurkan menu pesanan berbasis data untuk konsumen dalam kemitraan dengan pedagang. Fokus pada pelokalan inilah yang telah mendorong GrabFood ke posisi terdepan.

“Dari Juni 2018 sampai Juni 2019, GMV GrabFood di Asia Tenggara tumbuh 900 persen. Pada paruh pertama tahun 2019 saja, Grab menyatakan GMV GrabFood di Indonesia meningkat tiga kali lipat,” ujar Kameswara yang kini mengembangkan ventura rintisan di bidang bioteknologi.

Kameswara menyebutkan, rencana Grab untuk membuka kantor pusat kedua dan pusat aktivitas GrabFood Asia Tenggara di Indonesia yang telah disampaikan ke Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu menjadi pondasi penting Grab untuk makin merajai sektor pengiriman makanan.

Gojek bukannya tinggal diam merespons persaingan yang semakin intens. Perusahaan yang baru ditinggal pendirinya untuk menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu mendiseminasi riset Nielsen Singapura yang mengatakan GoFood memimpin pasar pengiriman makanan di Indonesia dengan menguasai 75 persen pangsa pasar.  “GrabFood relatif unggul dan tantangannya adalah mempertahankan keunggulan melalui inovasi,” pungkasnya.(mg7/jpnn)


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler