Dari Gaza Menuju Iran

Jumat, 16 Januari 2009 – 18:04 WIB
MESKIPUN bukan siapa-siapa, saya turut mengucapkan beribu terima kasih kepada semua Anda di seluruh Indonesia dan dunia yang bersedia bersusah payah, berkeringat dan keluar biaya untuk melakukan unjuk rasa menentang dan mengutuk penyerbuan Israel ke Palestina di Gaza

Meskipun tidak bisa diandalkan di hadapan Allah, tetapi saya mendoakan semoga pengorbanan Anda semua diganjar Allah dengan tambahan rizqi melimpah, ketenteraman keluarga, kesejahteraan anak turun, serta terselesaikannya masalah-masalah apapun yang Anda hadapi.

Tidak penting apakah muatan unjuk rasa Anda itu tepat atau tidak

BACA JUGA: Makhluk dari Planet Mana Israel Ini?

Tidak masalah demonya ke mana dan sasaran demonya siapaJuga tidak persoalan pemahaman Anda semua dan saya melenceng atau tepat atas apa yang sesungguhnya terjadi di Timur TengahYang penting Anda dan saya sungguh-sungguh berniat membela hamba-hamba Allah dari kedhaliman, setia mempertahankan “rahmatan lim’alamin”
Dan itu efeknya bukan hanya akan sampai ke Palestina, tapi insyaallah merupakan investasi bagi keselamatan keluarga kita dan kesejahteraan anak cucu kita kelak.

Dan yang lebih penting lagi : berkat ikhtiar Anda, sekarang Israel mengubah sikap dan program berikutnyaBerkat teriakan Anda semua yang bersambungan bersahut-sahutan dengan teriakan ummat manusia lain di seantero muka bumi, telah membuat Israel mengambil keputusan untuk – sesudah Palestina ini, membatalkan serangannya ke Iran.

Kalau yang di Gaza, itu bukan “pertandingan”, tapi pembantaianAyyamul malhamah atau Yaumul Malhamah, hari-hari pembantaian kalau pinjam istilah Nabi Muhammad SAW dulu setelah menaklukkan Mekah dan menjamin bahwa semua tentara musuh dimerdekakan, Yaumul Marhamah, Hari Kasih SayangNah, kalau Israel jadi menyerang Iran, itu baru “duel”.

Israel memanfaatkan posisi “status quo” kekuasaan Pemerintahan Amerika SerikatObama belum tentu nanti akan bagaimana, tapi Bush pasti OK, karena toh sebentar lagi dia hengkang dan tak ikut menanggung akibat apa-apaIni bukan soal Israel-PalestinaJuga bukan Israel-ArabIni adalah perang dingin dan akan bisa jadi perang sungguhan antara Israel dengan Iran.

Minumlah seteguk air yang mengalir ke dalam badan kita diiringi doa oleh kedalaman hati kitaDuduk rileksTarik napas panjangKita luangkan sedikit waktu untuk menabung pembelajaran tentang itu semuaPelan-pelan, tidak dengan kemarahan tapi dengan mesin ilmu dan ketenangan batin.

Katakanlah kita berpendapat bahwa saat-saat ini masalah nasional bangsa dan negara kita kalah urgen dibanding GazaOk kapan-kapan kita perdebatkan lagiTetapi pasti bahwa kalau bisa jangan seorangpun dalam kehidupan ini pernah berbuat sesuatu, membela sesuatu, melawan sesuatu, apalagi sampai ke tingkat pertentangan kelas dunia – tanpa terlebih dahulu mempelajari segala sesuatunya dengan objektif, waspada dan dewasa.

Kalau Gaza itu perang Agama, antar pemeluk Agama apa? Yahudi lawan Islam? Kalau ini petanya, bagaimana dengan orang Yahudi yang beragama Islam dan orang bukan Yahudi yang beragama Yahudi? Apakah Israel representasi formal dari Agama Yahudi dan juga Ras Yahudi? Bagaimana dengan teman kita orang Indonesia, Muslim, nikah dengan gadis Yahudi, asli Israel, dan tetap bukan Muslim – dan Islam tidak melarang teman kita itu berposisi demikian?

Banyak sekali “korsluiting” dalam konteks ituApakah Israel sama dengan Yahudi? Apakah Yahudi sama dengan Zionis? Apakah Zionis sama dengan Israel? Apakah rakyat Israel sama dengan Zionis? Kita pening kepala kalau muter-muter di situKalau ditambah Kristen lebih pecah lagi kepala kitaKristen Katholik atau Protestan? Apakah pemeluk Agama Yahudi satu pihak dengan pemeluk Kristen? Istrinya almarhum Yasser Arafat yang Nasrani kita apakan?

Kalau pokoknya kita anggap saja Ummat Islam musuhan sama orang Kristen dan Yahudi, lantas apa saja langkah-langkah Ummat Islam? Membunuhi mereka di mana saja ketemu? Di perumahan tempat tinggal kita, di pasar, di kantor? Boikot seluruh produk orang Kristen? Kita pantang naik pesawat yang bukan bikinan Ummat Islam? Pantang pakai handphone, komputer, kulkas, celana jeans? Kita kosongi rumah kita, Masjid kita, kantor kita, sekolahan kita, dari segala macam unsur yang ada hubungannya dengan Yahudi dan Kristen?

Terutama Anda yang sangat mencintai Rasulullah Muhammad SAW, menangis di Raudlah, beriktikaf di Masjidil Haram, ingin naik Haji tiap tahun, sesekali cobalah jawab pertanyaan awam seperti ini: Arab Saudi itu “musuhan” sama Israel ataukah “kompak”? Hati kita cukup kuat mungkin untuk mengucapkan bahwa Arab Saudi selalu OK dengan Amerika Serikat, keluarga ben Laden yang memborong penyelenggaraan haji mulai tahun kemarin bukan benar-benar punya anak bernama Osamah yang merupakan musuh utama Amerika Serikat.

Tetapi hati kita masih sangat rapuh untuk mengakui bahwa memang tidak benar-benar ada tanda bahwa Arab Saudi itu bermusuhan dengan IsraelBagiamana kalau Anda ditamui orang dan melaporkan: “Israel sudah berunding dengan Saudi Arabia, Syria dan Mesir sekitar Juli 2008 tentang rencana penyerbuan ke Gaza sebagai pemanasan sebelum menyerbu IranKetiga Negara Arab Islam itu sudah menyetujui atau merestui, sebagaimana dulu Irak diserbu”.

Maka ada baiknya kita mulai belajar memahami masalah secara objektif meskipun menyakitkanYang dekat-dekat dulu: bangsa kita sudah mampu mencapai kualitas bagus dalam hal memilih Ketua RTSekarang kita belajar lebih tinggi: belajar memilih Lurah, sampai besok-besok sekitar tiga era lagi insyaallah kita akan punya kemampuan kualitatif untuk memilih Presiden***

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler