Dari Gunungkidul, Mentan Syahrul Yasin Limpo Siapkan Kedelai Lokal untuk Indonesia

Selasa, 06 Juni 2023 – 18:43 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo melaksanakan penanaman kedelai di Desa Candirejo, Kecamatan Senin, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, Selasa (6/6). Foto: Dokumentasi Humas Kementan

jpnn.com, GUNUNGKIDUL - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) menggelar penanaman kedelai di Desa Candirejo, Kecamatan Senin, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta.

Kegiatan ini merupakan rangkaian kerja pemerintah dalam meningkatkan produksi kedelai nasional.

BACA JUGA: Tanam Kedelai di Tanggamus, Mendag Zulhas Beber 3 Kunci Memajukan Petani Indonesia

Mentan SYL mengatakan penanaman yang dilakukan di lahan seribu hektare ini menggunakan varietas unggul, seperti anjasmoro, gepak kuning dan dering 1 yang semuanya memiliki keunggulan tahan kering serta hasil yang memuaskan.

Terlebih, Mentan SYL menginginkan Kabupaten Gunungkidul menjadi sentra kedelai terbaik yang ada di Indonesia.

BACA JUGA: Mentan SYL Bersama Mendag dan Gubernur Lampung Kompak Menanam Kedelai di Tanggamus

"Saya ingin mengatakan bahwa kedelai Gunungkidul ini untuk Indonesia," ujar Mentan SYL, Selasa (6/6).

Dia menyebutkan rata-rata produksi kedelai di Gunungkidul mencapai mencapai 3,4 ton per hektare.

"Jadi, kedelai Gunungkidul ini harus mampu memenuhi kebutuhan pasar nasional," tegasnya.

Sebagai informasi, harga kedelai lokal saat ini dalam kondisi menguntungkan, yakni berkisar Rp 12 ribu per kilogram.

Sebagai bentuk dukungan, pemerintah terus membantu petani dengan menyiapkan benih unggul, embung, damparit, biopori, dan pompa.

Mentan SYL berharap penanaman semacam ini bisa diperluas menjadi 5 ribu hektare di setiap kabupaten seluruh Indonesia.

Menurutnya, dengan lahan seluas itu, masyarakat bisa mengolah berbagai macam komoditas yang terintegrasi dengan tanaman kedelai.

"Kami berharap dari Gunungkidul akan lahir pertanaman dengan sedikit lebih masif sekitar seribu sampai lima ribu hektare dan ini kesepakatan kita untuk membangun pertanian terintegrasi," kata mantan Gubernur Sulawesi Selatan dua periode itu.

Ke depan, Mentan SYL meminta ada banyak pihak swasta ataupun offtaker yang sama-sama berjuang membangun pertanian Indonesia yang jauh lebih maju dan kuat sehingga nantinya mampu mengatasi setiap masalah, baik yang diakibatkan krisis global maupun cuaca ektrem el nino.

"Tentu harapan dari petani nantinya ada offtakernya sehingga mendapat kepastian siapa pembelinya," ujar Mentan SYL.

Dia berharap dengan langkah ini secara perlahan importasi kedelai yang cukup besar itu secara bertahap dapat dipenuhi dari dalam negeri.

Bupati Gunungkidul Sunaryanta menyampaikan terima kasih atas perhatian jajaran Kementan terhadap pengembangan komoditas kedelai di wilayahnya.

Menurut Bupati Sunaryanta, pertanian adalah sektor penting yang selama ini menopang perekonomian masyarakat sekitar.

"Pertumbuhan ekonomi kami di angka 5,37 persen dan salah satu penguatan strukturnya adalah pertanian hingga 60 persen. Karena itu, kami nomor 2 ekonomi terkuat di Yogyakarta," sebut Bupati Sunaryanta.

Bupati Sunaryanta menyampaikan ucapan terima kasih kepada Mentan SYL yang telah memberi perhatian terhadap pengembangan komoditas kedelai di daerahnya.

"Kami bersyukur, karena dalam tata ruang kami kedelai sudah masuk klaster strategis yang setiap tahun terus meningkat," ujarnya.

Di lokasi yang sama, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi menambahkan pengembangan kedelai saat ini sudah menunjukkan hasil yang cukup baik.

Dirjen Suwandi menyebutkan produksi kedelai 2022 mencapai 300 ribu ton yang dibarengi dengan penurunan impor dari 2,6 juta ton menjadi 2,3 juta ton.

"Pada 2023 dengan berbagai tantangan iklim el nino, kami tetap berupaya untuk mengejar luas tanam dan produksi dapat mencapai target," kata Dirjen Suwandi.

Meski demikian, kata Dirjen Suwandi, pengembangan kedelai lokal sangat bergantung dan saling terkait dengan musim dan kesiapan benihnya sehingga benih yang disiapkan adalah benih unggul.

"Secara umum waktu yang tepat bertanam kedelai Mei hingga Juli dan di beberapa lokasi sebagian bertanam di Agustus-Desember. Namun, mengingat umur daya tumbuh benih kedelai relatif pendek dibandingkan benih padi dan jagung, maka penangkaran benih berlokasi harus di kawasan budidaya kedelai," pungkas Dirjen Suwandi. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler