jpnn.com - SEBELUM membuka toko di Metro Tanah Abang, Jakarta dan fokus memproduksi serta berjualan busana wanita, Erni pernah malang melintang di dunia konveksi. Mulai dari menerima jasa menjahit pakaian (makloon) pada 1990-an di Blok C Tanah Abang selama empat tahun, hingga akhirnya mencoba menjahit baju untuk dijual sendiri.
Saat itu Erni menjual daster, kemudian baju anak-anak dan busana Muslim. Sayangnya, saat itu keberuntungan belum berpihak pada Erni.
BACA JUGA: Pesan Jokowi di Hari Ulang Tahun Polri
“Tapi saya kurang beruntung karena penjualan sepi. Sampai saya terpaksa menjual toko pertama saya dan pindah ke Blok B Tanah Abang. Tapi penjualan tetap sepi. Itu terjadi pada 2007,” ujar Erni.
Sampai akhirnya, Erni merasa tertarik dengan salah satu model baju, saat dia berjalan-jalan ke Mangga Dua, Jakarta. Di situlah, ide muncul.
BACA JUGA: Orang Tua Korban Vaksin Palsu Menangis Didatangi Menkes
“Di sana saya tertarik dengan salah satu model baju wanita yang bagus. Kebetulan saat itu sedang tren kemeja putih. Perasaan saya, kalau saya bisa memodifikasi sedikit model itu dengan sentuhan lain, misalnya menambahkan asesoris dan bordir, atau renda, rasanya bisa menarik pembeli. Ternyata memang berhasil,” terang Erni.
Membuat pola dan jahit menjahit memang bukan hal baru bagi Erni, pasalnya ayahnya dulu juga penjahit spesialis stelan jas dan kemeja pria. Sehingga, bakat menjahit yang Erni miliki turunan dari orang tuanya.
BACA JUGA: Tolong..di Natuna Hanya Ada Dua Hotel Melati, Airnya Susah
“Saya memang bisa membuat pola dan menjahit. Menurut saya, kalau pola baju kita bagus, maka baju akan nyaman dipakai dan baju buatan kita dicari orang. Akhirnya, saya kembangkan bisnis dengan fokus membuat busana wanita, khususnya baju atasan dengan berbagai model dan warna maupun corak. Bahkan banyak toko lain di Tanah Abang mulai mengikuti kami. Titik balik bisnis saya terjadi tujuh tahun silam,” kisah Erni.
Dari situ Erni mulai mendapatkan banyak pelanggan dari Jabodetabek dan berbagai daerah, seperti Solo, Semarang, Jogjakarta, Surabaya, Palembang, Bukittinggi, Medan, Kalimantan. Bahkan ada pelanggan dari Filipina dan Iran.
Berbicara mengenai rencana ke depan, Erni mengaku tak menyiapkan secara khusus siapa yang bakal meneruskan bisnisnya. Namun ibu lima orang anak ini hanya memotivasi mereka, untuk memilih berwirausaha dengan berdagang, ketimbang bekerja dan mengharapkan gaji dari orang lain.
Beruntung, kini dua anak Erni sudah mengikuti jejaknya dalam bisnis pakaian jadi. Awalnya Erni mendampingi mereka, namun saat ini Erni melihat anak-anaknya sudah mampu mandiri menjalankan bisnis mereka.
“Saya bersyukur, kalau bukan anak-anak siapa lagi yang akan meneruskan usaha yang sudah saya rintis dari nol ini. Saya bersyukur juga ada BCA yang percaya dan telah membantu kami dalam usaha ini,” pungkasnya. (adv/bca/chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... TOP! TNI Sudah Masuk Filipina, Tinggal Tunggu Perintah
Redaktur : Tim Redaksi